JAKARTA. Kembali maraknya pembangunan properti di Semester II-2017 ini, membawa berkah bagi produsen keramik. Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Elisa Sinaga mengatakan, dengan mulai berjalannya beberapa proyek pembangunan properti menjadi peluang bagi produsen keramik. Biasanya 2-3 bulan properti bergerak, maka penjualan keramik ikut terkerek naik. "Kami harap proyek bisa cepat bergerak, kalau saat ini mungkin karena masih suasana usai Lebaran jadi belum banyak pengerjaan proyek pembangunan," kata Elisa kepada KONTAN, Jumat (14/7). Lebih lanjut Elisa mengatakan, Asaki akan melihat di awal Agustus nanti, karena biasanya efek dari properti bagi industri keramik mulai terlihat. Industri keramik nasional masih cukup prospektif dalam jangka panjang seiring dengan pertumbuhan pasar domestik yang terus meningkat. Peluang pengembangan sektor ini didukung pula adanya program pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur serta pembangunan properti dan perumahan, yang diharapkan akan menggenjot konsumsi keramik nasional. “Industri keramik menjadi salah satu sektor unggulan karena ditopang oleh ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam yang tersebar di wilayah Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu. Sekedar informasi, Kementerian Perindustrian sempat mengeluarkan informasi soal kapasitas produksi terpasang ubin keramik nasional tahun 2016 lalu adalah sebesar 580 juta meter persegi dengan realisasi mencapai 350 juta meter persegi. Utilisasinya sampai saat ini masih di kisaran 65%. Adapun jumlah kapasitas produksi saat ini, sekitar 87% untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, dan sisanya diekspor ke negara-negara di kawasan Asia, Eropa dan Amerika. Sementara untuk jenis tableware mencapai 290 juta keping, sanitari sekitar 5,4 juta keping, dan genteng (rooftile) sebanyak 120 juta keping.
Industri keramik diprediksi tumbuh di Agustus
JAKARTA. Kembali maraknya pembangunan properti di Semester II-2017 ini, membawa berkah bagi produsen keramik. Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Elisa Sinaga mengatakan, dengan mulai berjalannya beberapa proyek pembangunan properti menjadi peluang bagi produsen keramik. Biasanya 2-3 bulan properti bergerak, maka penjualan keramik ikut terkerek naik. "Kami harap proyek bisa cepat bergerak, kalau saat ini mungkin karena masih suasana usai Lebaran jadi belum banyak pengerjaan proyek pembangunan," kata Elisa kepada KONTAN, Jumat (14/7). Lebih lanjut Elisa mengatakan, Asaki akan melihat di awal Agustus nanti, karena biasanya efek dari properti bagi industri keramik mulai terlihat. Industri keramik nasional masih cukup prospektif dalam jangka panjang seiring dengan pertumbuhan pasar domestik yang terus meningkat. Peluang pengembangan sektor ini didukung pula adanya program pemerintah dalam meningkatkan infrastruktur serta pembangunan properti dan perumahan, yang diharapkan akan menggenjot konsumsi keramik nasional. “Industri keramik menjadi salah satu sektor unggulan karena ditopang oleh ketersediaan bahan baku berupa sumber daya alam yang tersebar di wilayah Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu. Sekedar informasi, Kementerian Perindustrian sempat mengeluarkan informasi soal kapasitas produksi terpasang ubin keramik nasional tahun 2016 lalu adalah sebesar 580 juta meter persegi dengan realisasi mencapai 350 juta meter persegi. Utilisasinya sampai saat ini masih di kisaran 65%. Adapun jumlah kapasitas produksi saat ini, sekitar 87% untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri, dan sisanya diekspor ke negara-negara di kawasan Asia, Eropa dan Amerika. Sementara untuk jenis tableware mencapai 290 juta keping, sanitari sekitar 5,4 juta keping, dan genteng (rooftile) sebanyak 120 juta keping.