KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) melihat kondisi pasar keramik Indonesia saat ini secara umum masih menurun. Meski ada kemungkinan permintaan naik, namun yang banyak mengisi ialah produk impor China. "Kami berharap permintaannya tumbuh, seperti properti yang tampaknya turut tumbuh. Namun di tengah permintaan naik ada kesulitan pelaku domestik mengambil porsinya," ujar Elisa Sinaga, Ketua Asaki kepada Kontan.co.id, Kamis (11/1). Ia mengatakan, Asean China Free Trade Agreement (ACFTA) merugikan industri keramik lokal. Kalau dulu saat agreement belum dilaksanakan, bea masuk keramik China ke Indonesia sekitar 20%. "Saat itu saja impor keramik naik 20%-26% tiap tahun, bagaimana dengan sekarang yang bea masuknya jadi 5%," sebutnya.
Industri keramik lokal kian terimpit impor China
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) melihat kondisi pasar keramik Indonesia saat ini secara umum masih menurun. Meski ada kemungkinan permintaan naik, namun yang banyak mengisi ialah produk impor China. "Kami berharap permintaannya tumbuh, seperti properti yang tampaknya turut tumbuh. Namun di tengah permintaan naik ada kesulitan pelaku domestik mengambil porsinya," ujar Elisa Sinaga, Ketua Asaki kepada Kontan.co.id, Kamis (11/1). Ia mengatakan, Asean China Free Trade Agreement (ACFTA) merugikan industri keramik lokal. Kalau dulu saat agreement belum dilaksanakan, bea masuk keramik China ke Indonesia sekitar 20%. "Saat itu saja impor keramik naik 20%-26% tiap tahun, bagaimana dengan sekarang yang bea masuknya jadi 5%," sebutnya.