JAKARTA. Melemahnya nlai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) cukup memukul industri keramik nasional. Pasalnya, 60% komponen biaya produksi menggunakan kurs dollar. Hendrata Atmoko, Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengatakan, kenaikan kurs dollar terhadap rupiah semakin membebani industri keramik. "Sekitar 60% beban produksi kami menggunakan kurs dollar. Kalau kurs dollarnya naik, ya kami terbebani," ujar Hendrata pada KONTAN, Jumat (4/9). Ia mengatakan, bahan baku keramik seperti gas dibeli menggunakan kurs dollar. Pemakaian gas ini menyumbang sekitar 30% dari total beban produksi industri keramik.
Industri keramik terbebani dollar
JAKARTA. Melemahnya nlai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) cukup memukul industri keramik nasional. Pasalnya, 60% komponen biaya produksi menggunakan kurs dollar. Hendrata Atmoko, Ketua Dewan Penasehat Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengatakan, kenaikan kurs dollar terhadap rupiah semakin membebani industri keramik. "Sekitar 60% beban produksi kami menggunakan kurs dollar. Kalau kurs dollarnya naik, ya kami terbebani," ujar Hendrata pada KONTAN, Jumat (4/9). Ia mengatakan, bahan baku keramik seperti gas dibeli menggunakan kurs dollar. Pemakaian gas ini menyumbang sekitar 30% dari total beban produksi industri keramik.