KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kalangan industri makanan dan minuman khawatir penerapan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap impor bahan baku kemasan plastik akan mengguncang industri makanan dan minuman. Rachmat Hidayat, juru bicara Forum Lintas Asosiasi Industri Makanan dan Minuman (Flaimm) menjelaskan semua berawal dari petisi yang diajukan oleh Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI) kepada Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) terkait pengenaan BMAD Polyethylene Therephthalate (PET). Akibatnya, kalangan industri makanan dan minuman khawatir penerapan itu akan memberi dampak pada industri makanan dan minuman (mamin). Petisi yang diajukan tersebut pengenaan BMAD sebesar 5%-26%.
Industri khawatir terhadap penerapan BMAD impor bahan baku kemasan plastik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kalangan industri makanan dan minuman khawatir penerapan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap impor bahan baku kemasan plastik akan mengguncang industri makanan dan minuman. Rachmat Hidayat, juru bicara Forum Lintas Asosiasi Industri Makanan dan Minuman (Flaimm) menjelaskan semua berawal dari petisi yang diajukan oleh Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI) kepada Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) terkait pengenaan BMAD Polyethylene Therephthalate (PET). Akibatnya, kalangan industri makanan dan minuman khawatir penerapan itu akan memberi dampak pada industri makanan dan minuman (mamin). Petisi yang diajukan tersebut pengenaan BMAD sebesar 5%-26%.