KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor industri bahan kimia tercatat dalam publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 4,94% pada kuartal II 2018 dibanding kuartal I 2018. Sebenarnya secara keseluruhan, BPS mencatat, industri manufaktur melambat di kuartal II 2018. Adapun perlambatan ini terjadi baik di industri besar dan sedang (IBS) serta industri mikro dan kecil (IMK). Pertumbuhan IBS di kuartal II 2018 hanya 4,36% secara tahunan (year-on-year) atau lebih rendah dibanding kuartal I 2018 sebesar 5,36%. Pelemahan rupiah yang mendongkrak kenaikan harga bahan baku ditengarai membuat industri kimia menahan produksinya sehingga membuat kinerja industri kimia menurun. Hal tersebut diakui Suhat Miyarso, Direktur Eksekutif Federasi Industri Kimia Indonesia (FIKI), khususnya untuk industri kimia hilir. "Kalau (industri kimia) hilir, memang kena imbas dari dollar yang tinggi. Karena beli bahan baku berbasis dollar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (5/8). Belum lagi, harga minyak dunia yang mahal mengakibatkan material produksi turut naik.
Industri kimia diprediksi masih melambat sampai akhir tahun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor industri bahan kimia tercatat dalam publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 4,94% pada kuartal II 2018 dibanding kuartal I 2018. Sebenarnya secara keseluruhan, BPS mencatat, industri manufaktur melambat di kuartal II 2018. Adapun perlambatan ini terjadi baik di industri besar dan sedang (IBS) serta industri mikro dan kecil (IMK). Pertumbuhan IBS di kuartal II 2018 hanya 4,36% secara tahunan (year-on-year) atau lebih rendah dibanding kuartal I 2018 sebesar 5,36%. Pelemahan rupiah yang mendongkrak kenaikan harga bahan baku ditengarai membuat industri kimia menahan produksinya sehingga membuat kinerja industri kimia menurun. Hal tersebut diakui Suhat Miyarso, Direktur Eksekutif Federasi Industri Kimia Indonesia (FIKI), khususnya untuk industri kimia hilir. "Kalau (industri kimia) hilir, memang kena imbas dari dollar yang tinggi. Karena beli bahan baku berbasis dollar," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (5/8). Belum lagi, harga minyak dunia yang mahal mengakibatkan material produksi turut naik.