Industri kosmetik optimistis tumbuh positif di tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski secara keseluruhan produk personal care mengalami perlambatan pertumbuhan di 2017 lalu, namun segmen produk kosmetik dekoratif (make up) disinyalir mampu tumbuh hingga dobel digit.

Umesh Padhek, Presiden Direktur PT L'Oréal Indonesia mengungkapkan rata-rata pertumbuhan pasar kosmetik make up dalam tiga tahun ini sekitar 10%-15% di Indonesia. "Kami sendiri dapat tumbuh di atas pasar tersebut," ujarnya saat ditemui di kantornya, Kamis, (3/5) .

Lebih lanjut ia mengatakan, kosmetik dekoratif penjualannya sudah mulai menyamai produk skin care. "Kalau dulu skin care yang pertama terbesar, saat ini make up cosmetics sudah hampir menyamai skin care tersebut," urai Umesh.


Pasar di Indonesia menurut Umesh masih sangat menjanjikan di tengah pertumbuhan kelas menengah dan populasi perempuannya yang meningkat. "Hampir setengah populasi di sini adalah perempuan, dengan beragam skin tone yang dipunyai juga jadikan pasar di sini memiliki banyak segmen," sebutnya.

Menilik laporan keuangan L'Oréal Global jumlah pendapatan bersih grup di 2017 kemarin sebanyak € 2,1 miliar. Untuk pasar regional Asia Pacific, brand ini menguasai 9,6% market share.

Sementara itu Bryan David Emil, Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO) tak mengelak bahwa pertumbuhan industri personal care tergolong lamban di 2017. "Kalau mengutip Nielsen keseluruhannya cenderung stagnan," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Kamis (3/5).

Namun perseroan tetap optimistis masuk kuartal kedua tahun ini mulai ada perbaikan. "Kelihatannya ada kenaikan volume, apalagi di bulan puasa nanti ada banyak yang melakukan promosi," ujarnya.

Sekadar informasi, tahun ini Martina Berto menargetkan penjualan kotor sekitar Rp 1,03 triliun, naik tipis dibandingkan pencapaian tahun lalu yang sebesar Rp 1,02 triliun. Sementara, penjualan bersih diperkirakan sebesar Rp 786 miliar atau tumbuh 7,52% dibandingkan realisasi tahun lalu Rp 731,57 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi