JAKARTA. Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) mencatat penjualan mainan menurun pada Semester I-2017. Salah satu penyebabnya lambatnya penjualan karena daya beli lesu plus ada kebijakan baru yang menghambat penjualan. Sutjiadi Lukas, Ketua Asosiasi Mainan Indonesia mengatakan dalam Semester 1-2017 daya beli masyarakat menurun sehingga pembelian mainan anak lesu hingga 10%. "Biasanya lebaran baik tapi tidak terjadi. Semester kedua nanti kami perkirakan juga turun lagi karena aturan pemerintah yang makin banyak," kata Sutjiadi, Kamis (27/7). Sementara kebijakan yang dianggap menghambat adalah penerapan Sertifikat Nasional Indonesia (SNI). Pelaku usaha mengaku sejatinya mendukung aturan ini, tapi mereka berpendapat perlu ada penyelarasan kebijakan antara Kementerian Perindustrian dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Industri mainan lesu terpukul daya beli & regulasi
JAKARTA. Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) mencatat penjualan mainan menurun pada Semester I-2017. Salah satu penyebabnya lambatnya penjualan karena daya beli lesu plus ada kebijakan baru yang menghambat penjualan. Sutjiadi Lukas, Ketua Asosiasi Mainan Indonesia mengatakan dalam Semester 1-2017 daya beli masyarakat menurun sehingga pembelian mainan anak lesu hingga 10%. "Biasanya lebaran baik tapi tidak terjadi. Semester kedua nanti kami perkirakan juga turun lagi karena aturan pemerintah yang makin banyak," kata Sutjiadi, Kamis (27/7). Sementara kebijakan yang dianggap menghambat adalah penerapan Sertifikat Nasional Indonesia (SNI). Pelaku usaha mengaku sejatinya mendukung aturan ini, tapi mereka berpendapat perlu ada penyelarasan kebijakan antara Kementerian Perindustrian dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).