JAKARTA. Industri makanan dan minuman kekurangan bahan baku garam. Menurut Adhi S. Lukman, Ketua Gabungan Industri Makanan dan MInuman Indonesia (GAPPMI), kebutuhan garam untuk produksi makanan dan minuman sebenarnya kecil. "Kebutuhan di dalam negeri sekitar 3 juta ton setahun, untuk produksi makanan dan minuman hanya 450.000 ton setahun," katanya pada KONTAN, Minggu (22/3). Meskipun kebutuhannya sedikit, tetapi garam sangat penting untuk produksi makanan dan juga beberapa jenis minuman. Namun saat ini kuota impor garam dibatasi, padahal untuk produksi makanan dan minuman harus menggunakan garam impor. "Garam yang dibutuhkan untuk produksi dengan kandungan NHCL 98% dan kadar air 0,25%. Sedangkan yang diproduksi di dalam negeri NHCL hanya 94-95% dan kadar airnya mencapai 5-7%," jelas Adhi. Adhi bilang beberapa industri yang bergabung di GAPMMI sudah mulai mengeluhkan stok garam yang mulai habis.
Industri makanan dan minuman kekurangan garam
JAKARTA. Industri makanan dan minuman kekurangan bahan baku garam. Menurut Adhi S. Lukman, Ketua Gabungan Industri Makanan dan MInuman Indonesia (GAPPMI), kebutuhan garam untuk produksi makanan dan minuman sebenarnya kecil. "Kebutuhan di dalam negeri sekitar 3 juta ton setahun, untuk produksi makanan dan minuman hanya 450.000 ton setahun," katanya pada KONTAN, Minggu (22/3). Meskipun kebutuhannya sedikit, tetapi garam sangat penting untuk produksi makanan dan juga beberapa jenis minuman. Namun saat ini kuota impor garam dibatasi, padahal untuk produksi makanan dan minuman harus menggunakan garam impor. "Garam yang dibutuhkan untuk produksi dengan kandungan NHCL 98% dan kadar air 0,25%. Sedangkan yang diproduksi di dalam negeri NHCL hanya 94-95% dan kadar airnya mencapai 5-7%," jelas Adhi. Adhi bilang beberapa industri yang bergabung di GAPMMI sudah mulai mengeluhkan stok garam yang mulai habis.