KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan Ramadan menjadi momen yang dinanti bagi industri makanan ringan dan minuman kemasan. Pasalnya menjadi harap meraup untung lebih banyak daripada biasanya. Peningkatan produktivitas perusahaan dipengaruhi oleh permintaan masyarakat terhadap produk makanan ringan atau minuman kemasan yang juga turut meningkat jelang bulan puasa dan Lebaran. Selaku Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta juga memproyeksikan industri ritel pada Ramadan kali ini akan membaik daripada tahun sebelumnya.
Ia mengharapkan peningkatan produktivitas industri ritel pada Ramadan kali ini dapat meningkat sebesar 10% dari tahun lalu. “Tentunya produktivitas harus lebih baik daripada tahun lalu,” katanya, Jumat (11/5). Tutum menambahkan meski tahun lalu pasar ritel mengalami kelesuan, namun Aprindo terus berupaya agar pasar ritel meningkat, tak seperti tahun sebelumnya. Bulan Ramadan, kata Tutum, menjadi momen bagi industri ritel untuk meningkatkan produktivitasnya. Dalam setahun, pendapatan pada bulan Ramadan dapat menyumbang 35%-40% untuk pendapatan per tahun. Mengenai wilayah yang menjadi incaran pasar ritel, Tutum menyampaikan sampai saat ini peningkatan penjualan terbanyak masih didominasi dari Pulau Jawa, serta pulau-pulau utama lainnya. “Dengan segala upaya strategi pemasaran kami mendorong pertumbuhan pasar ritel, tapi tergantung daya beli masyarakat,” ujar Tutum.
Senada dengan Tutum, sebagai Wakil Kepala Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Sribugo Suratmo membenarkan permintaan makanan ringan dan biskuit saat Ramadan dan Lebaran akan meningkat dibanding hari biasanya. Untuk memenuhi kebutuhan pasar, perusahaan makanan ringan dan biskuit perlu meningkatkan kapasitas produksi mereka. Sribugo menilai peningkatan produktivitas makanan ringan dan minuman kemasan pada bulan Ramadan mencapai 15% dibanding hari-hari biasanya. Kenaikan produktivitas ini meliputi semua produk seperti biskuit, permen, kopi, wafer, dan produk makan ringan lainnya. “Kami menyetok semua produk, karena hampir semua produk kami mengalami kenaikan (permintaan),” ujarnya. Aktivitas produksi produk juga menjadi 3 shift kerja, yang sebelumnya hanya 2 shift. Perusahaan minuman kemasan dan makanan ringan yang juga menuai berkah pada bulan Ramadan adalah PT Kino Indonesia Tbk (KINO). Jelang Ramadan tahun ini, KINO menargetkan pendapatan segmen minuman dalam kemasan dan makanan ringan naik 10% dari pendapatan Ramadan tahun lalu.
Editor: Yudho Winarto