JAKARTA. Industri makanan dan minuman (mamin) masih berada dalam posisi menolak wacana pengendalian konsumsi dan sampah plastik melalui pemungutan cukai plastik. Industri mamin menganggap wacana cukai plastik bisa melemahkan daya saing produk mereka. Maka dari itu, regulasi ini dinilai salah sasaran. "Cukai plastik itu tidak tepat dikenakan untuk industri makanan dan minuman," kata Adhi S Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) dalam Breakfast Meeting Menjaga Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman Guna Menunjang Perekonomian Nasional di Kementerian Perindustrian, Selasa (7/2). Alasannya, pengenaan cukai plastik akan semakin membebani industri makanan dan minuman yang saat ini sulit bersaing dengan produk luar negeri. "Sekarang daya saing kita makin lama sudah semakin berat. Bayangkan kami disuruh ekspor ke negara lain yang tidak dikenakan cukai plastik," kata Adhi.
Industri mamin tolak wacana cukai plastik
JAKARTA. Industri makanan dan minuman (mamin) masih berada dalam posisi menolak wacana pengendalian konsumsi dan sampah plastik melalui pemungutan cukai plastik. Industri mamin menganggap wacana cukai plastik bisa melemahkan daya saing produk mereka. Maka dari itu, regulasi ini dinilai salah sasaran. "Cukai plastik itu tidak tepat dikenakan untuk industri makanan dan minuman," kata Adhi S Lukman, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) dalam Breakfast Meeting Menjaga Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman Guna Menunjang Perekonomian Nasional di Kementerian Perindustrian, Selasa (7/2). Alasannya, pengenaan cukai plastik akan semakin membebani industri makanan dan minuman yang saat ini sulit bersaing dengan produk luar negeri. "Sekarang daya saing kita makin lama sudah semakin berat. Bayangkan kami disuruh ekspor ke negara lain yang tidak dikenakan cukai plastik," kata Adhi.