JAKARTA. Melihat perkembangan selama lima bulan pertama tahun ini, pemerintah mulai memikirkan untuk merevisi target pertumbuhan manufaktur tahun 2013. Beberapa kendala yang dihadapi oleh dunia usaha di awal tahun ini memaksa pemerintah untuk lebih realistis. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengakui, masalah regulasi, tingkat efisiensi, hingga nilai tukar rupiah yang loyo memberatkan pertumbuhan industri. Belum lagi kenaikan upah minimum pekerja yang melonjak cukup tajam awal tahun, serta kendala pasokan energi. Alhasil, pertumbuhan manufaktur yang sebelumnya dipatok sebesar 7%, kini bakal direvisi menjadi 6,5% saja. "Dengan beberapa menteri lain, kami sepakat target pertumbuhan manufaktur 6,5%," kata Hidayat, Rabu (22/5).
Industri manufaktur berpeluang tumbuh 6,5%
JAKARTA. Melihat perkembangan selama lima bulan pertama tahun ini, pemerintah mulai memikirkan untuk merevisi target pertumbuhan manufaktur tahun 2013. Beberapa kendala yang dihadapi oleh dunia usaha di awal tahun ini memaksa pemerintah untuk lebih realistis. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengakui, masalah regulasi, tingkat efisiensi, hingga nilai tukar rupiah yang loyo memberatkan pertumbuhan industri. Belum lagi kenaikan upah minimum pekerja yang melonjak cukup tajam awal tahun, serta kendala pasokan energi. Alhasil, pertumbuhan manufaktur yang sebelumnya dipatok sebesar 7%, kini bakal direvisi menjadi 6,5% saja. "Dengan beberapa menteri lain, kami sepakat target pertumbuhan manufaktur 6,5%," kata Hidayat, Rabu (22/5).