KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri manufaktur Indonesia tahun 2017 mulai menunjukkan perbaikan. Tingkat produksi industri manufaktur besar dan sedang pada tahun 2017 tumbuh lebih tinggi dibanding tahun 2016. Diperkirakan, pertumbuhan produksi industri pengolahan semakin meningkat pada tahun ini seiring proyeksi peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun global. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi industri manufaktur besar dan sedang sepanjang 2017 tumbuh 4,74% year on year (YoY), lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2016 yang sebesar 4,01% YoY. Sementara itu, industri manufaktur mikro kecil tahun 2017 tumbuh 4,74% YoY, jauh lebih lambat dibanding 2016 yang masih tumbuh 5,78% YoY. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, membaiknya laju produksi manufaktur besar dan sedang pada tahun lalu dibanding tahun 2016 didorong oleh kenaikan produksi industri makanan dan minuman sebesar 9,93% YoY. Apalagi industri makanan dan minuman menyumbang 27,09% terhadap total produksi manufaktur besar dan sedang. "Makanya kalau ada gejolak industri makanan akan pengaruh ke PDB kita," kata Suhariyanto di kantornya, Kamis (1/2).
Industri manufaktur lokal mulai bangkit lagi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri manufaktur Indonesia tahun 2017 mulai menunjukkan perbaikan. Tingkat produksi industri manufaktur besar dan sedang pada tahun 2017 tumbuh lebih tinggi dibanding tahun 2016. Diperkirakan, pertumbuhan produksi industri pengolahan semakin meningkat pada tahun ini seiring proyeksi peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia maupun global. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi industri manufaktur besar dan sedang sepanjang 2017 tumbuh 4,74% year on year (YoY), lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2016 yang sebesar 4,01% YoY. Sementara itu, industri manufaktur mikro kecil tahun 2017 tumbuh 4,74% YoY, jauh lebih lambat dibanding 2016 yang masih tumbuh 5,78% YoY. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, membaiknya laju produksi manufaktur besar dan sedang pada tahun lalu dibanding tahun 2016 didorong oleh kenaikan produksi industri makanan dan minuman sebesar 9,93% YoY. Apalagi industri makanan dan minuman menyumbang 27,09% terhadap total produksi manufaktur besar dan sedang. "Makanya kalau ada gejolak industri makanan akan pengaruh ke PDB kita," kata Suhariyanto di kantornya, Kamis (1/2).