JAKARTA. Sektor industri manufaktur mencetak pertumbuhan 5,56% sepanjang kuartal I-2014 dibanding periode yang sama tahun lalu. Sektor ini juga menyumbang 5,21% dari Produk Domestik Bruto (PDB) selama tiga bulan pertama tahun ini.Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Harjanto bilang, sektor tekstil, barang kulit dan alas kaki mengalami pertumbuhan 3,72%. Namun, angka itu turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang bisa tumbuh 5%. Secara PDB, sektor tekstil di tiga bulan pertama ini menyumbang 8,99% dari nilai PDB manufaktur yang sebesar Rp 493,6 triliun.Adapun sektor lain yakni semen dan barang galian bukan logam tumbuh 3,93% atau lebih tinggi dari triwulan I tahun 2013 lalu yang hanya 3,34%. Sementara sektor pupuk, kimia, dan barang karet tahun ini turun paling drastis dengan pertumbuhan -0,07%. Di periode yang sama tahun lalu, masih tumbuh 1,41%. "Untuk prospek ke depan, sektor industri logam dasar besi dan baja harus didorong karena relatif belum berkembang," kata Harjanto kepada KONTAN, Senin (7/7). Pasalnya, sektor logam dasar ini hanya tumbuh 0,3% sepanjang triwulan I-2014 dan menyumbang 1,8% dari PDB. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat mengaku sektor tekstil tak akan tumbuh lagi pada semester II tahun 2014.Menurutnya kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) telah membebani produsen tekstil. Ditambah lagi dengan kekeliruan pemerintah dalam menerapkan perdagangan bebas sehingga sektor tekstil bakal terpuruk sepanjang tahun ini. "Kami menargetkan untuk bertahan saja," katanya.Wakil Ketua Umum Kadin, Natsir Mansyur mengatakan sektor logam dasar besi dan baja harus didorong lewat hilirisasi dan terus mempercepat pengembangannya. Hal ini agar tidak mengganggu neraca perdagangan Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Industri manufaktur masih bisa naik lagi
JAKARTA. Sektor industri manufaktur mencetak pertumbuhan 5,56% sepanjang kuartal I-2014 dibanding periode yang sama tahun lalu. Sektor ini juga menyumbang 5,21% dari Produk Domestik Bruto (PDB) selama tiga bulan pertama tahun ini.Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Harjanto bilang, sektor tekstil, barang kulit dan alas kaki mengalami pertumbuhan 3,72%. Namun, angka itu turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang bisa tumbuh 5%. Secara PDB, sektor tekstil di tiga bulan pertama ini menyumbang 8,99% dari nilai PDB manufaktur yang sebesar Rp 493,6 triliun.Adapun sektor lain yakni semen dan barang galian bukan logam tumbuh 3,93% atau lebih tinggi dari triwulan I tahun 2013 lalu yang hanya 3,34%. Sementara sektor pupuk, kimia, dan barang karet tahun ini turun paling drastis dengan pertumbuhan -0,07%. Di periode yang sama tahun lalu, masih tumbuh 1,41%. "Untuk prospek ke depan, sektor industri logam dasar besi dan baja harus didorong karena relatif belum berkembang," kata Harjanto kepada KONTAN, Senin (7/7). Pasalnya, sektor logam dasar ini hanya tumbuh 0,3% sepanjang triwulan I-2014 dan menyumbang 1,8% dari PDB. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat mengaku sektor tekstil tak akan tumbuh lagi pada semester II tahun 2014.Menurutnya kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) telah membebani produsen tekstil. Ditambah lagi dengan kekeliruan pemerintah dalam menerapkan perdagangan bebas sehingga sektor tekstil bakal terpuruk sepanjang tahun ini. "Kami menargetkan untuk bertahan saja," katanya.Wakil Ketua Umum Kadin, Natsir Mansyur mengatakan sektor logam dasar besi dan baja harus didorong lewat hilirisasi dan terus mempercepat pengembangannya. Hal ini agar tidak mengganggu neraca perdagangan Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News