Industri manufaktur mengepul, ini kata Menperin Airlangga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri manufaktur nasional semakin begerak ekspansif. Berdasarkan data Nikkei dan Markit, Purchasing Managers' Index (PMI) Indonesia naik ke level 51,7 pada Mei 2018, dan menjadi ekspansi manufaktur di level tertinggi dalam 23 bulan terakhir. 

Menurut Nikkei-Markit, manufaktur Tanah Air tetap panas ditopang permintaan baru dari dalam negeri.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kenaikan PMI ini sangat positif, membuktikan bahwa industri manufaktur Indonesia tengah menggeliat. “Oleh karena itu, kami terus dorong agar lebih produktif dan berdaya saing,”  ujarnya dalam siaran pers yang dipublikasi Rabu (6/6).


Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal I 2018, industri manufakur nasional skala besar dan sedang di dalam negeri mengalami peningkatan. Produksi naik 0,88% dibanding kuartal IV 2017 (quarter to quarter) atau tumbuh 5,01% dibanding kuartal I-2017 (year on year).

Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri mesin dan perlengkapan sebesar 14,98%. Industri makanan dan minuman yang menempati angka pertumbuhan hingga 12,70%, kemudian industri logam dasar anaik 9,94%, industri tekstil dan pakaian jadi 7,53%, serta industri alat angkutan 6,33%.

Airlangga menjelaskan pihaknya fokus menjalankan program hilirisasi industri yang konsisten memberikan efek berantai terhadap perekonomian nasional, dampak positif itu antara lain peningkatan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, dan penerimaan devisa dari ekspor.

“Kami juga aktif mendorong peningkatan nilai investasi dan ekspor terutama di sektor manufaktur,” kata Airlangga.

Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, total investasi industri manufaktur baik dari asing maupun domestik (PMA dan PMDN) pada kuartal I 2018 mencapai Rp 62,7 triliun. Nilai ekspor yang dicetak sebesar US$ 32 miliar pada akhir Maret lalu atau naik 4,5% dibanding capaian pada periode yang sama tahun 2017 di angka US$ 30,6 miliar.

t industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar dalam penerimaan pajak berdasarkan sektor usaha utama pada periode Januari-April 2018. Sumbangan sektor manufaktur ini mencapai Rp 103,07 triliun dengan mencatatkan pertumbuhan double digit sebesar 11,3%. “Jadi, pelaku industri kita telah menunjukkan kepatuhannya sebagai wajib pajak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia