JAKARTA. Kalangan pengusaha mebel yang tergabung dalam Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menghapus mekanisme sertifikasi Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK) untuk barang jadi seperti furnitur. Ketua Umum HIMKI Soenoto menilai, kebijakan ini lebih tepat diberlakukan di sektor hulu seperti industri pemotongan kayu. "Kami tidak nenolak SVLK. Tapi, kebijakannya diberlakukan di hulu," kata Soenoto saat memberi sambutan di acara Pengukuhan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Depan Pimpinan Daerah (DPD) HIMKI di Gedung Kementerian Perindustrian, Kamis (28/7). Soenoto lantas mengibaratkan hal ini layaknya menjual pisang goreng. "Kalau kami bikin pisang goreng, jangan tanya kami dapat tepung dan pisangnya dari mana," tukasnya.
Industri mebel minta pemerintah hapuskan SVLK
JAKARTA. Kalangan pengusaha mebel yang tergabung dalam Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mendesak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menghapus mekanisme sertifikasi Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK) untuk barang jadi seperti furnitur. Ketua Umum HIMKI Soenoto menilai, kebijakan ini lebih tepat diberlakukan di sektor hulu seperti industri pemotongan kayu. "Kami tidak nenolak SVLK. Tapi, kebijakannya diberlakukan di hulu," kata Soenoto saat memberi sambutan di acara Pengukuhan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dan Depan Pimpinan Daerah (DPD) HIMKI di Gedung Kementerian Perindustrian, Kamis (28/7). Soenoto lantas mengibaratkan hal ini layaknya menjual pisang goreng. "Kalau kami bikin pisang goreng, jangan tanya kami dapat tepung dan pisangnya dari mana," tukasnya.