Industri mebel tolak ekspor bahan baku rotan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Industri Mebel Kerajinan Indonesia (HIMKI) menolak ekspor bahan baku rotan. Pasalnya saat ini pasokan rotan langka.

“Posisi HIMKI jelas menolak ekspor bahan baku,” ujar Abdul Sobur Wakil Ketua Umum HIMKI kepada KONTAN (2/10).

Selain itu Sobur juga bilang harga rotan pun ikut naik. Harga kulit rotan di Cirebon saat ini sebesar Rp 40.000 per kilogram (kg), sedangkan batang rotan seharga Rp 15,000 per kg.


Hal itu dinilai jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga rotan di daerah. “Harga rotan di Cirebon jauh dengan harga di daerah yang hanya Rp 2.000 per kg,” terang Sobur.

Pasokan itu menghambat industri mebel yang menggunakan rotan sebagai bahan baku. Sobur bilang kebutuhan bahan baku rotan untuk industri sebesar 40.000 ton per tahun.

Permasalahan kurangnya penyerapan bagi bahan baku rotan harus diselesaikan dengan tata niaga yang baik. Sobur bilang kurangnya penyerapan harus diatasi dengan meningkatkan penyerapan rotan. Ekspor bukanlah jalan yang tepat untuk dilakukan.

Serapan bahan baku rotan dapat meningkatkan nilai dari rotan. Selain itu menurut Sobur dengan pengolahan rotan akan meningkatkan lapangan kerja bagi masyarakat.

Oleh karena itu, Sobur sepakat apabila nantinya ekspor rotan dilakukan melalui satu perusahaan. Hal itu akan membuat ekspor rotan dapat diatasi oleh pemerintah sehingga tidak terjadi ekspor rotan sebelum kebutuhan industri terpenuhi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto