KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menghadapi tahun 2018, industri telekomunikasi berhadapan dengan deregulasi ketentuan penyelenggaraan jasa telekomunikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Deregulasi ini menuai pro dan kontra, terutama mengenai kewajiban berbagi jaringan. Syarkawi Rauf, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha menganggap, berbagi jaringan dapat memicu iklim persaingan usaha tidak sehat dan bisa menimbulkan ketidakadilan bagi pelaku usaha telekomunikasi (Harian KONTAN, 28 Desember 2017). Bagaimana kaitan rencana itu dengan harga saham industri telekomunikasi? Pada penutupan pasar tahun 2017 di Bursa Efek Indonesia Jumat (29/12), harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) tercatat Rp 4.440. Harga ini naik dibandingkan posisi penutupan tahun 2016, yang sebesar Rp 3.980 per lembar. Sementara dari sisi kapitalisasi pasar emiten berkode TLKM ini tercatat Rp 447,55 triliun hingga tutup 2017. Nilai ini naik 11,55% dibandingkan tutup tahun 2016 yang menorehkan kapitalisasi pasar Rp 401,18 triliun. Kapitalisasi pasar Telkom ini meninggalkan jauh dua rival terdekatnya, Indosat Ooredoo dan XL Axiata. Harga saham Indosat misalnya, pada penutupan perdagangan tahun 2017 sebesar Rp 4.800. Angka ini melorot dibandingkan penutupan di tahun 2016 yang nongkrong di angka Rp 6.450. Walhasil, kapitalisasi pasar emiten berkode ISAT ini juga turun 8,9% dari Rp 35,05 triliun di akhir 2016 menjadi Rp 26,08 triliun di akhir tahun 2017. Sementara harga saham XL Axiata di penutupan perdagangan 2017 sebesar Rp 2.960, naik dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 2.310 per unit saham. Adapun kapitalisasi pasar perusahaan ini di akhir 2017 sebesar Rp 31,64 triliun naik dibandingkan 2016 sebesar Rp 24,69 triliun.
Industri menantang, kapitalisasi Telkom meningkat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menghadapi tahun 2018, industri telekomunikasi berhadapan dengan deregulasi ketentuan penyelenggaraan jasa telekomunikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Deregulasi ini menuai pro dan kontra, terutama mengenai kewajiban berbagi jaringan. Syarkawi Rauf, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha menganggap, berbagi jaringan dapat memicu iklim persaingan usaha tidak sehat dan bisa menimbulkan ketidakadilan bagi pelaku usaha telekomunikasi (Harian KONTAN, 28 Desember 2017). Bagaimana kaitan rencana itu dengan harga saham industri telekomunikasi? Pada penutupan pasar tahun 2017 di Bursa Efek Indonesia Jumat (29/12), harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) tercatat Rp 4.440. Harga ini naik dibandingkan posisi penutupan tahun 2016, yang sebesar Rp 3.980 per lembar. Sementara dari sisi kapitalisasi pasar emiten berkode TLKM ini tercatat Rp 447,55 triliun hingga tutup 2017. Nilai ini naik 11,55% dibandingkan tutup tahun 2016 yang menorehkan kapitalisasi pasar Rp 401,18 triliun. Kapitalisasi pasar Telkom ini meninggalkan jauh dua rival terdekatnya, Indosat Ooredoo dan XL Axiata. Harga saham Indosat misalnya, pada penutupan perdagangan tahun 2017 sebesar Rp 4.800. Angka ini melorot dibandingkan penutupan di tahun 2016 yang nongkrong di angka Rp 6.450. Walhasil, kapitalisasi pasar emiten berkode ISAT ini juga turun 8,9% dari Rp 35,05 triliun di akhir 2016 menjadi Rp 26,08 triliun di akhir tahun 2017. Sementara harga saham XL Axiata di penutupan perdagangan 2017 sebesar Rp 2.960, naik dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp 2.310 per unit saham. Adapun kapitalisasi pasar perusahaan ini di akhir 2017 sebesar Rp 31,64 triliun naik dibandingkan 2016 sebesar Rp 24,69 triliun.