Industri minta keran impor ayam dibuka



JAKARTA. Industri makanan olahan mendukung usulan Kementerian Perindustrian (Kemperin) untuk membuka keran impor mechanically deboned meat (MDM) atau daging ayam giling tanpa tulang. Menurut Ketua Umum National Meat Processor Association (Nampa) Ishana Mahisa, selama ini industri kekurangan MDM sebagai bahan baku makanan olahan daging ayam seperti sosis, bakso, dan nugget.

Saat ini, kebutuhan MDM mencapai 6.700 ton per tahun. Ishana menyatakan, selama ini industri menggunakan bahan baku MDM dari produksi perusahaan peternakan besar seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT So Good Food Manufacturing, dan PT Sierad Produce Tbk. Namun pasokannya paling banyak hanya sekitar 4.800 ton per tahun.

Pasokan MDM lokal memang minim karena hanya perusahaan besar yang memiliki mesin produksi. Perusahaan-perusahaan tersebut pun membatasi penjualan MDM karena mereka juga membutuhkannya sebagai bahan baku industri olahan ayam milik mereka. "Karena kekurangan bahan baku, industri makanan olahan daging ayam terpaksa mengurangi produksinya," ujar Ishana kepada KONTAN, Senin (16/5).


Selain itu, Ishana menyatakan, solusi lain yang ditempuh oleh industri selama ini adalah mencampur MDM dengan daging ayam fillet. Konsekuensinya, rasanya kurang gurih dari biasanya.

Selain pasokannya terbatas, harga MDM lokal pun tinggi,  yakni di atas Rp 16.000 per kilogram (kg). Padahal MDM menyumbang sekitar 60%-80% terhadap harga produk sosis.

Sebagai perbandingan, harga MDM impor dari Belanda dan Turki hanya separuhnya yaitu Rp 8.000-Rp 9.000 per kg. Ishana memastikan, MDM dari kedua negara halal karena pemotongannya manual.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta Kementerian Pertanian (Kemtan) untuk membuka keran impor MDM demi memenuhi kebutuhan industri pengolahan dalam negeri. Dia menyatakan bahwa selama ini industri pengolahan daging ayam dikuasai oleh segelintir perusahaan saja. Dengan adanya impor, diharapkan harga dapat ditekan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berjanji akan mengkaji lebih dahulu perlu tidaknya membuka keran impor MDM seperti yang diharapkan oleh Kemperin. Amran selama ini memang tak terlalu senang dengan kebijakan impor pangan, apalagi jika produk pangan tersebut bisa dihasilkan di dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini