JAKARTA. Industri makanan olahan mendukung usulan Kementerian Perindustrian (Kemperin) untuk membuka keran impor mechanically deboned meat (MDM) atau daging ayam giling tanpa tulang. Menurut Ketua Umum National Meat Processor Association (Nampa) Ishana Mahisa, selama ini industri kekurangan MDM sebagai bahan baku makanan olahan daging ayam seperti sosis, bakso, dan nugget. Saat ini, kebutuhan MDM mencapai 6.700 ton per tahun. Ishana menyatakan, selama ini industri menggunakan bahan baku MDM dari produksi perusahaan peternakan besar seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT So Good Food Manufacturing, dan PT Sierad Produce Tbk. Namun pasokannya paling banyak hanya sekitar 4.800 ton per tahun. Pasokan MDM lokal memang minim karena hanya perusahaan besar yang memiliki mesin produksi. Perusahaan-perusahaan tersebut pun membatasi penjualan MDM karena mereka juga membutuhkannya sebagai bahan baku industri olahan ayam milik mereka. "Karena kekurangan bahan baku, industri makanan olahan daging ayam terpaksa mengurangi produksinya," ujar Ishana kepada KONTAN, Senin (16/5).
Industri minta keran impor ayam dibuka
JAKARTA. Industri makanan olahan mendukung usulan Kementerian Perindustrian (Kemperin) untuk membuka keran impor mechanically deboned meat (MDM) atau daging ayam giling tanpa tulang. Menurut Ketua Umum National Meat Processor Association (Nampa) Ishana Mahisa, selama ini industri kekurangan MDM sebagai bahan baku makanan olahan daging ayam seperti sosis, bakso, dan nugget. Saat ini, kebutuhan MDM mencapai 6.700 ton per tahun. Ishana menyatakan, selama ini industri menggunakan bahan baku MDM dari produksi perusahaan peternakan besar seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk, PT So Good Food Manufacturing, dan PT Sierad Produce Tbk. Namun pasokannya paling banyak hanya sekitar 4.800 ton per tahun. Pasokan MDM lokal memang minim karena hanya perusahaan besar yang memiliki mesin produksi. Perusahaan-perusahaan tersebut pun membatasi penjualan MDM karena mereka juga membutuhkannya sebagai bahan baku industri olahan ayam milik mereka. "Karena kekurangan bahan baku, industri makanan olahan daging ayam terpaksa mengurangi produksinya," ujar Ishana kepada KONTAN, Senin (16/5).