JAKARTA. Kebijakan pemerintah untuk menurunkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis premium ternyata tidak membuat industri senang. Kalangan industri menilai hingga saat ini pemerintah belum juga memihaknya. Sebabnya, penurunan premium belum mampu menurunkan ongkos produksinya. "Kita kan mengirimkan barang masih menggunakan solar, jadi tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap industri," kata Ahmad Safiun, Ketua Umum Gabungan Asosiasi Industri Pengerjaan Mesin dan Logam Indonesia (Gamma), Jumat (7/11). Menurut Safiun, pemerintah tidak pernah berpihak kepada industri. Sebabnya, Safiun bilang jika pemerintah mendukung industri maka solar bersubsidi juga diturunkan. Dengan begitu, ongkos produksi akan menurun, imbasnya pengusaha akan kembali menghitung tentang penurunan harga produksinya. "Kalau harga turun kan ekonomi jalan lagi," tegasnya. Agus Subiantoro, Ketua Electronics Marketer Club (EMC) mengutarakan hal senada. Menurutnya, penurunan BBM jenis premium tidak berdampak pada penurunan ongkos produksi untuk transportasi pengiriman barangnya. "Kita berharap pemerintah juga menurunkan BBM bersubsidi jenis solar," pintanya, kemarin. Penurunan solar tentunya akan meringankan beban industri saat ini saat harga komponen terus meroket akibat pelemahan nilai tukar rupiah dan krisis yang berimbas ke Indonesia. Sebabnya, ongkos transportasi saat ini memegang biaya produksi antara 3% hingga 5%. "Pastinya modal kerja akan ikut aman," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Industri Minta Solar Bersubsidi Juga Turun
Oleh: Abdul Wahid Fauzie
Jumat, 07 November 2008 16:11 WIB