Industri minuman berharap berkah Lebaran



JAKARTA. Perkembangan bisnis industri minuman ringan pada kuartal I-2017 lesu. Asosiasi Industri Minuman Ringan (ASRIM) mencatat penurunan daya beli rumah tangga jadi salah satu masalahnya.

Triyono Pridjosoesilo, Ketua ASRIM mengatakan, industri minuman mencatatkan penurunan atau minus 3%-4% di kuartal I-2017. Periode sama di tahun lalu, industri ini masih bisa tumbuh meski hanya 4%. Ini turun ketimbang pertumbuhan di periode sama 2015 yang sebanyak 7%.

"Untuk itu tahun ini kami tidak pasang target. Tapi kami harap momentum Lebaran bisa ada kenaikan," kata Triyono, Senin (8/5).


Dari data ASRIM, tiap tahun sekitar 30% penjualan minuman ringan bersumber dari musim Lebaran. Kemudian momentum permintaan besar terjadi lagi di akhir tahun.

Sebagai informasi di sisi investasi, Industri Makanan dan Minuman (mamin), termasuk minuman ringan siap saji di dalamnya, masih menjadi salah satu penyumbang investasi yang signifikan. Data realisasi kuartal I-2017 dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukan, sektor ini menyumbangkan nilai investasi sebesar Rp 18,5 triliun.

Namun demikian, dari data yang ada juga dapat terlihat bahwa para investor asing masih memperlihatkan keraguan untuk berinvestasi di sektor ini. "Konsumsi rumah tangga yang lesu dan juga banyaknya regulasi yang jadi hambatan untuk industri ini bisa tumbuh," kata Triyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini