Industri minuman dongkrak permintaan olahan kakao



JAKARTA. Perkembangan industri minuman di kawasan Asia diperkirakan turut mendongkrak permintaan produk olahan kakao. Tahun 2015 ini, diperkirakan permintaan produk olahan kakao bakal meningkat 20% dari tahun 2014. 

Ketua Asosiasi Kakao Indonesia Zulhefi Sikumbang mengatakan, permintaan yang tinggi terhadap produk olahan kakao di pasar ekspor tidak otomatis mengerek kenaikan harga produk olahan kakao yang akan diekspor. Pasalnya, harga produk olahan kakao sangat tergantung pada harga biji kakao di New York dan London Market. 

Bila harga biji kakao di pasar komoditas New York dan London naik, maka harga produk olahan kakao naik. Sebaliknya, bila harga biji kakao di pasar komoditas New York dan London turun, maka otomatis harga produk olahan kakao turun. Penentu kenaikan harga produk olahan kakao global adalah harga biji kakao di dua pasar komoditas tersebut.


"Jadi kenaikan permintaan produk olahan kakao tidak otomatis mendorong kenaikan harga produ olahan kakao," ujar Zulhefi kepada KONTAN, Rabu (27/1).

Selama ini, lanjut Zulhefi, produk olahan kakao Indonesia hampir semua diekspor ke luar negeri. Karena itu, meskipun diperkirakan permintaan terhadap kakao di Asia meningkat sepanjang tahun ini, harga produk ekspor tetap saja ditentukan di New York dan London Market. 

Namun ia optimis, bila permintaan produk olahan kakao benar-benar meningkat, harga produk olahan kakao juga bisa terkerek naik atawa positif.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia Pieter Jasman mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan terhadap produk kakao di tahun ini meningkat sampai 20% karena peningkatan produksi industri minuman di sejumlah negara tujuan ekspor kakao di Asia.

Harga kakao global pernah mencetak kenaikan tertinggi pada September 2014 US$ 3.399 per metrik ton (mt). Namun euforia kenaikan harga ini tidak berlanjut pada awal tahun 2015 ini. Sampai akhir Januari 2015, harga kakao berada pada US$ 2.743 per mt atau turun 19,29% sejak September 2014.

Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Pada tahun 2014 produksi olahan kakao Indonesia sebesar 680.000 ton, atau naik 6,25% dari tahun 2013 yakni 640.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan