Industri minuman ringan makin bergairah



JAKARTA. Produsen minuman ringan (soft drink) lokal dan asing berlomba-lomba menawarkan produk andalan masing-masing. Sebab, potensi pasar minuman ringan di Indonesia cukup menjanjikan. Tercatat pasar minuman ringan di Indonesia senilai US$ 6,5 miliar dengan total penjualan mencapai 17,5 miliar liter. Secara volume, minuman dalam botol menguasai 83% dari total penjualan sekitar 17,5 miliar liter. Minuman dalam botol memegang porsi sekitar 32% dari total nilai penjualan.Menurut Managing Director Head of Food and Agribusiness Research and Advisory Asia Rabobank International, John Baker, pertumbuhan nilai penjualan industri minuman ringan ditopang penjualan pemain domestik, seperti Sinar Sosro pada segmen teh siap minum dan Tempo Scan Pacific pada segmen minuman konsentrat.Meski perusahaan domestik menjadi penopang pertumbuhan, pangsa pasar terbesar masih dipegang Coca Cola dan Aqua Golden Mississippi. Sementara dominasi volume penjualan dipegang oleh Danone Aqua melalui produk kategori minuman dalam botol.Minuman dalam botol tumbuh sekitar 16% per tahun untuk periode 2000-2010 dengan volume penjualan sekitar 14,5 miliar liter. Rendahnya kualitas air dan mahalnya biaya memasak air membuat masyarakat beralih pada konsumsi air minuman dalam botol.Namun, air dalam botol tanpa rasa tetap menguasai pasar dengan persaingan yang kompetitif. "Kebutuhan ini mendorong pertumbuhan pasar minuman dalam botol sekitar 4% per tahun secara volume untuk lima tahun mendatang," jelasnya.Selain minuman dalam botol, teh siap minum memegang pangsa pasar terbesar kedua dengan volume penjualan sekitar 1,5 miliar liter. Produk itu memegang kontribusi 28% dari total industri soft drink. Selama kurun waktu 10 tahun terakhir, segmen teh siap minum tumbuh sekitar 8% per tahun.Produk itu diperkirakan dapat tumbuh sekitar 7% per tahun untuk periode lima tahun mendatang. "Teh siap minum ini lebih banyak dipilih ketimbang minuman berkarbonasi," ujar John.Lalu, penyuplai pertumbuhan industri soft drink selanjutnya disumbang minuman berenergi yang meski secara pangsa pasar sangat kecil, mampu tumbuh 21% selama satu dekade terakhir. Tingginya permintaan masyarakat terhadap produk itu diperkirakan membuat pasar itu tumbuh 15% per tahun selama kurun waktu lima tahun terakhir."Namun secara total, industri soft drink kira-kira tumbuh 4,5% per tahun secara volume untuk lima tahun mendatang," ujarnya usai konferensi ekonomi Indonesia Food and Agribusiness Outlook, Kamis (17/11).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini