KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) menyebut nodal ventura akan lebih selektif melakukan pendanaan di tahun depan. Chairman Amvesindo Eddi Danusaputro mengatakan, investasi yang akan dilakukan lebih selektif dan lebih berat ke perusahaan rintisan (startup) yang lebih profitable atau ada
path to profitability. "Semua exit dijajaki, baik akuisisi maupun Initial Public Offering (IPO), namun sering kali keputusan tentang exit ditentukan oleh
founders, bukan hanya oleh investor," kata Eddi saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (7/12).
Rencana pendanaan yang lebih selektif ini lantaran Amvesindo telah memperkirakan tren pembiayaan bagi perusahaan dari segi jumlah deals mengalami penurunan di tahun ini.
Baca Juga: Bank Bisa Langsung Suntik Modal ke Fintech "Tren pendanaan startup secara jumlah deals di taun 2022 ini berpotensi merosot," ujarnya. Dari sisi pemain Modal Ventura, East Ventures meyakini masih banyak peluang yang dapat digali dari ekonomi digital Indonesia dan Asia Tenggara. Managing Partnert East Ventures Roderick Purwana mengatakan, East Ventures sebagai perusahaan modal ventura dengan sector agnostic terbuka untuk investasi di sektor apapun yang menyediakan solusi digital. "Kami yakin teknologi berfungsi sebagai sarana untuk mendorong dampak positif bagi masyarakat," ujar Roderick saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (7/12). East Ventures yakin tren tidak hanya akan terkonsentrasi di e-commerce. Selain itu, East Ventures melihat akan ada lebih banyak inovasi di sektor lain, seperti D2C, pertanian, dan solusi iklim dalam waktu dekat. Sebagai informasi, hingga kuartal III 2022, East Ventures telah melakukan lebih dari 80 deal. Roderick menyebut East Ventures menjadi satu-satunya venture capital di Asia Tenggara yang masuk dalam Top Global Investors (East Ventures peringkat ke-9) dan Top Asian Investors (East Ventures peringkat ke-2) oleh CB Insights. Pemain modal ventura lain seperti MDI Ventures pendanaan jangka panjang bakal bertumbuh. Vice President of Investents MDI Ventures Aldi Adrian Hartanto melihat, secara jangka panjang pendanaan startup masih akan terus tumbuh mengingat jumlah dry powder vc yang per tahun ini mencapai rekor tertinggi (> US$ 300 miliar).
Baca Juga: Lewat POJK 22 Tahun 2022, Bank Bisa Lakukan Penyertaan Modal hingga 35% ke Fintech Akan tetapi, Aldi bilang ketidakpastian makroekonomi, potensi resesi, valuation multiple yang turun, dan sentimen negatif dari Big Tech akan membuat secara jangka pendek investor bertransisi untuk lebih fokus memberikan pendanaan ke perusahaan yang memiliki karakteristik dapat mencapai profitabilitas lebih cepat.
"Selain itu, investor bertransisi ke perusahaan yang tidak membutuhkan capital besar dengan pertumbuhan yang tetap tinggi walaupun tidak setinggi sebelumnya," kata Aldi, Rabu (7/12). Ihwal exit, Aldi mengatakan market yang tidak dalam kondisi yang
favorable, VC lebih memilih untuk menunda exit untuk memaksimalkan realisasi investasi mereka. "Untuk itu, jumlah exit pada tahun ini relatif tidak sebanyak tahun sebelumnya," jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi