Industri multifinance masih andalkan dana dari bank



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring pertumbuhan industri pembiayaan di dalam negeri, kebutuhan akan pendanaan pun turut meningkat. Pelaku usaha multifinance masih mengandalkan pinjaman dari perbankan untuk menggenjot bisnis pembiayaan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai Oktober 2018, industri multifinance meraih pendanaan perbankan sebesar Rp 265,08 triliun, atau meningkat 10,72% dibandingkan Oktober tahun lalu sebesar 239,41 triliun. Sementara pendanaan dari penerbitan surat utang hanya mencapai Rp 76,33 triliun di Oktober 2018.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno sepakat, pendanaan dari bank masih dominan dan meningkat setiap tahun. Sampai saat ini, porsi pendanaan industri multifinance sekitar 70% dari bank, sisanya penerbitan surat utang dan ekuitas perusahaan.


“Multifinance yang mendapatkan dana dari surat utang masih sedikit. Karena yang bisa menerbitkannya adalah perusahaan yang mempunyai modal kuat dan rating obligasi yang tinggi,” kata Suwandi kepada Kontan.co.id, Minggu (9/12).

Menurutnya, industri multifinance masih mengandalkan pendanaan dari bank karena dinilai lebih cepat dan mudah ketimbang menerbitkan surat utang. Sedangkan pendanaan dari obligasi memerlukan jangka waktu panjang.

PT BCA Finance mendapatkan pendanaan sekitar 90% dari induk perusahaan, yaitu PT Bank Central Asia Tbk. Dari jumlah tersebut, perusahaan pembiayaan ini juga memperoleh dana dari modal perusahaan dan pinjaman bank lain.

“Untuk tahun ini mayoritas pendanaan dari BCA dengan skema joint financing. Tapi jika kondisi memungkinkan dan bunga menarik, kami bisa mencari dana dari surat berharga,” kata Direktur BCA Finance Roni Haslim.

Sementara, sampai Oktober 2018, BCA Finance telah mencatatkan nilai pembiayaan sebesar 28,22 triliun, atau naik tipis 0,2% secara tahunan. Melalui realisasi tersebut, perusahaan menargetkan total nilai pembiayaan sebesar Rp 32 triliun di tahun ini.

Pemain lain, PT Mandiri Tunas Finance atau MTF juga mengandalkan pendanaan dari bank. Direktur Keuangan MTF Armendra mengatakan, bahwa 70% pendanaan dari perbankan dan sisanya sumber dana lain.

“Sumber dana kami, dari modal sendiri, penerbitan obligasi, kemudian laba tahun berjalan tahunan sebelum disisihkan utang,” ungkapnya. Di samping itu, sampai Oktober, MTF telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 23,2 triliun. Jumlah tersebut naik 31,8% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Adapun target pembiayaan tahun ini sebesar Rp 25 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia