Industri Multifinance Optimalkan Pembiayaan Kendaraan Listrik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendaraan berbasis listrik saat ini memang sedang menjadi salah satu prioritas yang ingin dikembangkan oleh pemerintah. Perusahaan pembiayaan pun kini tak ragu lagi memfasilitasi konsumen yang ingin membeli kendaraan listrik.

Hal ini dikarenakan masyarakat sudah mulai melirik kendaraan ramah lingkungan. Meskipun, jumlah pemain beserta nilai pembiayaan di sektor kendaraan listrik masih tergolong minim.

Seperti Mandiri Tunas Finance, yang sudah mulai melirik ke pembiayaan mobil listrik dan menargetkan kredit pada mobil listrik tahun ini bisa menembus ratusan unit.


Baca Juga: Mandiri Tunas Finance Targetkan Kredit Mobil Listrik Tahun Depan Capai Rp 2,5 Triliun

"Kami menargetkan di tahun ini bisa tembus 500 unit, untuk mobil listrik,” ujar Andre Tigor, Mandiri Liaison Division Head Mandiri Tunas Finance (MTF), Jumat (29/7). 

MTF menargetkan pembiayaan pada kendaraan bermotor pada tahun ini bisa mencapai Rp 7,5 triliun. Sementara di tahun 2023 ingin meningkatkan menjadi Rp 10 triliun, dengan Rp 2,5 triliunnya dari mobil listrik.

"Di tahun 2023 kami ingin bisa meningkatkan jumlah unit tiga kali lipat, menjadi 1.500 unit," katanya. 

Andre menyebut, produk mobil listrik yang tersedia di pasaran memang belum banyak. Di samping itu, jaringan 3S (Sales, Servis, Spare Part) yang disediakan juga belum tersebar. Karena menurutnya saat ini untuk diler mobil listrik tertentu masih sales-nya saja, spare part-nya belum. 

"Jadi kami siap support (kredit mobil listrik), kalau mereka sudah bisa (tersebar ke seluruh Indonesia). Dulu tahun 2019, 2020, 2021 kita di financing malu-malu dalam pembiayaan mobil listrik. Dulu secara risiko terlalu tinggi," ujar Andre.

Menurutnya, kendalanya selama ini biaya uang muka tinggi, di lain sisi harga mobil listrik yang ditawarkan lebih tinggi dari kendaraan konvensional. Saat pemain pemain mobil listrik semakin beragam, muncul juga mobil listrik harganya hampir sama dengan Low MPV.

Baca Juga: BNI Operasikan Dua SPKLU Bersama PLN, Juga Tawarkan Pembiayaan Mobil Listrik

PT Adira Dinamika Multi Finance (Adira Finance) juga mulai melakukan pembiayaan untuk kendaraan listrik guna memperlebar jangkauan bisnisnya.

"Sekarang masih tahap awal, masih coba-coba, kalaupun ada jumlahnya masih kecil. Namun, Adira Finance sudah melakukan (pembiayaan) untuk mengetahui behaviour dari kendaraan listrik ini, tapi relatif kecil hanya beberapa buah saja," kata Presiden Direktur Adira Finance I Dewa Made Susila.

Menurutnya, masih banyak infrastruktur yang perlu dibangun untuk mengembangkan kendaraan listrik. Tidak hanya urusan pengisian baterai, tetapi pengolahan limbah batrei juga perlu diolah. Pasalnya, limbah baterai termasuk bahan yang berbahaya.

Asal tahu saja, Adira Finance memang telah membiayai semua jenis mobil listrik di Indonesia. Sedangkan, untuk sepeda motor, perusahaan telah menjalin kerja sama dengan 6 brand sepeda motor listrik untuk didanai.

Adira Finance telah melakukan pembiayaan untuk beberapa motor listrik misalnya Gesit, Viar, United Motor, Volta, NIU, dan Selis Eagle Prix.

Selanjutnya ada, Clipan Finance yang mencatatkan pembiayaan di sektor ini baru mencapai sekitar Rp 50 miliar. Padahal total pembiayaan perusahaan hinnga saat ini mencapai Rp 6 triliun.

"Pembiayaan mobil listrik di Clipan masih belum banyak, kontribusinya di portofolio perusahaan secara keseluruhan masih kecil hanya sekitar 0,8%," kata Direktur Utama Clipan Finance Harjanto Tjitohardjojo.

Baca Juga: Tiga Terobosoan Pengembangan Kendaraan Listrik Versi Indef

Saat ini, Clipan Finance baru membiayai produk mobil listrik dari Hyundai dan beberapa produk mobil hybrid seperti Camry dan Nissan Leaf saja.

Dalam mendukung pembiayaan mobil listrik, perusahaan gencar melakukan pendekatan ke APM mobil listrik, selain itu melakukan penetrasi ke diler-diler pareto yang menjual mobil listrik, dan menerapkan paket KPM bunga murah dan paket regular seperti DP ringan dan tenor sampai dengan 7 tahun.

Harjanto menjelaskan, potensi pembiayaan mobil listrik masih sangat besar di tahun ini, sejalan dengan kenaikan bahan bakar dan konvensional. Selain itu, dukungan pemerintah untuk pengurangan PPnBM mobil listrik.

“Sektor kendaraan listrik bertahap akan terus meningkat sejalan infrastruktur pengisian listrik dan regulasi-regulasi dari pemerintah,” ujarnya.

Sementara tantangannya, memang karena harganya yang masih relatif tinggi, tempat-tempat/fasilitas pengisian mobil listrik yang masih minim, juga masih kurangnya edukasi terkait battery dari sisi keamanan, ketahanan, cara penggantian, dan lain-lain.

Seperti diketahui sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memperluas cakupan pembiayaan pada ekosistem sektor Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

Dalam keterangan resmi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), OJK bersama dengan KSSK berkomitmen untuk terus mendorong akselerasi pemulihan ekonomi nasional, termasuk ekonomi hijau. OJK akan memperluas scope pembiayaan ekosistem sektor KBLBB dari hulu ke hilir.

Dalam hal itu, OJK memperpanjang kebijakan stimulus perekonomian berupa relaksasi penurunan bobot risiko (ATMR) kredit bagi kredit kendaraan bermotor, yang mendapatkan relaksasi PPnBM dan kredit KBLBB menjadi 50% hingga Desember 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi