Industri NFT Butuh Nama-Nama Besar Agar Bisa Kembali Bersinar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aset Non Fungible Token (NFT) sudah tidak ada harganya. Industri aset digital ini membutuhkan lebih banyak sorotan dari nama besar agar kembali bersinar.

Berdasarkan laporan platform kripto dappGambl berjudul Dead NFTs: The Evolving Landscape of the NFT Market, dari sekitar 73,257 koleksi NFT yang diidentifikasi, sekitar 69,795 di antaranya memiliki kapitalisasi pasar 0 Ether (ETH).

Ini berarti 95% orang yang memiliki koleksi NFT memiliki investasi yang tidak berharga. Angka tersebut memperkirakan bahwa dari 95% aset itu mencakup lebih dari 23 juta orang yang mengantongi investasi dengan harga nol rupiah.


Di Indonesia sendiri, kreator Bernama Ghozali sempat menggemparkan industri NFT. Aset digital berupa foto selfie miliknya itu pernah dibeli orang dengan harga miliaran rupiah pada awal Januari 2022 silam.

Baca Juga: Era Kejayaan Sudah Lewat, Sekitar 95% NFT Saat Ini Tak Ada Harganya

Namun, jika melihat pantauan harga dari Opensea, rata-rata harga aset NFT yang dinamakan Ghozali Everyday tersebut saat ini sudah turun sekitar 84% menjadi 0.0444 ETH, dibandingkan rata-rata harga tertingginya pada 0.3096 ETH di awal tahun lalu.

CEO Triv Gabriel Rey melihat, fenomena turunnya NFT akibat tidak ada lagi fresh money yang muncul seperti waktu pamor aset digital ini memuncak, sehingga NFT sekarang sudah tidak memiliki harga. Kegunaan NFT secara nyata pun belum ada.

“Saya rasa jika belum ada fresh money, maka dirasa sulit bagi industri NFT untuk bangkit kembali,” jelas Gabriel kepada Kontan.co.id, Kamis (28/9).

Gabriel sudah lama menyadari bahwa NFT yang layak koleksi haruslah aset yang merupakan ciptaan para kreator ataupun artis yang ternama. Artis yang memiliki rekam jejak bagus di dunia nyata, maka nilai seninya akan terus naik dari tahun ke tahun.

Namun fenomena yang terjadi adalah banyak kolektor ataupun investor NFT yang membeli aset tanpa melihat historikal kreator terlebih dahulu. Sehingga, terjadi aksi buang NFT karena dianggap tidak memiliki kegunaan dan bahkan tidak disertai nilai seni yang membuat NFT tersebut menarik.

“Dari sekitar 100 brand yang meluncurkan NFT, mungkin hanya 1 atau 2 karya seni yang mampu diterima oleh pasar,” kata Gabriel.

Menurut Gabriel, industri NFT butuh efek kejutan dari pada artis tersohor untuk mengangkat kembali pamor NFT yang sudah redup. Sebab, selama ini yang mengangkat NFT justru bukan dari artis-artis besar.

Baca Juga: Bitcoin Punya Potensi untuk Bangkit pada Bulan Depan, Ini Alasannya

“Saya rasa yang dapat memunculkan kembali hype industri NFT, mungkin masuknya artis-artis ternama seperti Taylor Swift dan lain-lain,” imbuh Gabriel.

Gabriel turut melihat bahwa tidak ada keterkaitan langsung antara penurunan industri kripto terhadap redupnya harga NFT. Oleh karena itu, tidak ada jaminan bagi aset NFT bakal ikut melejit saat terjadinya Halving Bitcoin tahun depan yang diyakini sebagai pesta industri kripto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi