KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri oleokimia optimis tahun ini dapat melakukan ekspor sebanyak 4,79 juta ton, atau meningkat 33% dari periode tahun 2017 yang berjumlah 3,6 juta ton. Nilai ekspor juga diperkirakan naik 26,36% menjadi US$ 4,17 miliar dari tahun lalu di US$ 3,3 miliar. Rapolo Hutabarat Ketua Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) menyampaikan pertumbuhan ini didorong oleh naiknya permintaan dari pasar-pasar eksisting seperti Uni Eropa, China, India, Asia Tenggara dan Asia Timur. "Tujuan terbesar kita adalah China dan Uni Eropa sebesar 25%. Sisanya ke India, Jepang, Korea Selatan yang juga konsumen besar," jelasnya, Rabu (14/11). Selama ini, 80% dari produksi oleokimia ditujukan untuk ekspor, sedangkan konsumsi dalam negeri mencapai 10-15% produksi. Rapolo juga melihat dorongan pemerintah yang mulai membuka pasar baru juga membantu tingkatkan outlook penjualan oleokimia Indonesia. Beberapa negara yang menjadi sasaran baru adalah jajaran negara di Amerika Latin, Timur Tengah, Asia Selatan dan pasar-pasar di wilayah Afrika.
Industri oleokimia yakin nilai dan volume ekspor naik cukup tinggi di tahun ini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri oleokimia optimis tahun ini dapat melakukan ekspor sebanyak 4,79 juta ton, atau meningkat 33% dari periode tahun 2017 yang berjumlah 3,6 juta ton. Nilai ekspor juga diperkirakan naik 26,36% menjadi US$ 4,17 miliar dari tahun lalu di US$ 3,3 miliar. Rapolo Hutabarat Ketua Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) menyampaikan pertumbuhan ini didorong oleh naiknya permintaan dari pasar-pasar eksisting seperti Uni Eropa, China, India, Asia Tenggara dan Asia Timur. "Tujuan terbesar kita adalah China dan Uni Eropa sebesar 25%. Sisanya ke India, Jepang, Korea Selatan yang juga konsumen besar," jelasnya, Rabu (14/11). Selama ini, 80% dari produksi oleokimia ditujukan untuk ekspor, sedangkan konsumsi dalam negeri mencapai 10-15% produksi. Rapolo juga melihat dorongan pemerintah yang mulai membuka pasar baru juga membantu tingkatkan outlook penjualan oleokimia Indonesia. Beberapa negara yang menjadi sasaran baru adalah jajaran negara di Amerika Latin, Timur Tengah, Asia Selatan dan pasar-pasar di wilayah Afrika.