Industri otomotif bersiap untuk penerapan B30



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah program B20, industri otomotif Indonesia menyambut program mandatori campuran biodiesel sampai 30% (B30) yang akan diumumkan pada akhir tahun ini. Tidak berhenti sampai di B30, pemerintah bahkan ingin meneruskan sampai B100.

Mobil dengan mesin berbahan bakar energi terbarukan, biofuel atau disebut program 'flexy engine' tersebut diprediksi akan menjadi program pemerintah selanjutnya guna menekan ketergantungan bahan bakar minyak.

Menurut Duljatmono, Direktur Pemasaran dan Penjualan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) menjelaskan saat ini kendaraan Mitsubishi Fuso dalam studi penerapan B30 bersama pemerintah.


Rencananya uji untuk truk dijadwalkan pada pertengahan tahun 2019 dan penerapannya pada awal 2020. "Kita akan kerja sama dengan pemerintah untuk uji kendaraan Colt Diesel," kata Duljatmono kepada Kontan.co.id, Minggu (24/4).

Duljatmono mengaku belum bisa memprediksi pembaharuan spesifikasi kendaraan dari penerapan B30. Maupun soal penerapan investasi baru. Adapun dari pengalaman studi B20, menurutnya ada perubahan filter.

Sehingga saat ini semua truk Fuso mempunyai dua filter mesin. "Dulu investasi soal tambahan filter saja, karena dengan adanya campuran bahan bakar membuat umur filter makin cepat," jelasnya.

Adapun dari sisi konsumen menurutnya belum ada tanggapan soal penerapan B20. Menurutnya konsumen sudah diedukasi soal masalah filter tersebut.

Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Jap Ernando Demily menjelaskan Isuzu dalam proses persiapan uji kendaraannya. Tetapi secara prinsip Isuzu akan mendukung program Pemerintah tersebut.

"Kendaraan akan diuji coba dari internal maupun kerja sama dengan pemerintah. Kita mulai tes dari seri Elf, Giga, Traga dan D-Max," kata Ernando kepada Kontan.co.id.

Sementara untuk pabrikan kendaraan penumpang juga dalam persiapan. Seperti misalnya Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono mengatakan agar mesin sesuai dengan B30, Toyota harus melakukan riset bersama pemerintah.

Adapun untuk penggunaan B20 saat ini semua mesin dinyatakan sudah siap. "Untuk B30 kita sedang persiapkan dan kita terus perjuangkan untuk bisa operasi," kata Warih, Selasa (19/3) lalu.

Tidak berhenti sampai di B30, pemerintah bahkan ingin meneruskan sampai B100. Rencana jangka panjang melalui program pada skema Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), yakni B100 dan Ethanol 100 (E100). Untuk mesin E100 masih masuk dalam program flexy engine.

Warih juga tidak menutup kemungkinan bahwa Toyota akan bermain dalam dua kendaraan itu. Pasalnya, TMMIN punya pengalaman untuk memproduksi mesin berbahan bakar etanol 100% yang juga diekspor ke Amerika Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto