Industri otomotif dalam negeri tunggu kepastian prinsipal



Gempa dan tsunami yang melanda Jepang 11 Maret 2011 silam tak pelak melumpuhkan industri otomotif di Negeri Sakura. Pelaku industri otomotif di Indonesia pun khawatir terhadap imbas bencana tersebut.

Selama ini, industri otomotif dalam negeri masih mengandalkan pasokan bahan baku dari Jepang. Beberapa produk mobil yang ada di Indonesia pun diimpor langsung dari Negeri Sakura tersebut.

Gempa 8,9 skala Richter yang mengakibatkan gelombang tsunami setinggi hingga 10 meter tersebut memaksa produsen otomotif di Jepang menghentikan kegiatan produksi. Pasca gempa, Nissan Motor Company segera mengumumkan penghentian seluruh kegiatan operasional perusahaan tersebut.


Toyota Motor Corporation juga menempuh langkah serupa. Sejak Minggu lalu (14/3), Toyota menutup pabrik Toyota Motor Hokkaido Plant, Toyota Motor Tohoku Plant, Central Motor Corporation Miyagi, dan Kanto Auto. Pabrikan mobil terbesar di dunia itu belum mengumumkan jadwal pengoperasian kembali pabrik-pabrik mereka.

Honda Motor Co Ltd juga menghentikan kegiatan produksi di seluruh pabrik Honda pada hari yang sama. Beberapa pabrik yang dihentikan sementara antara lain Sayama Plant, Ogawa Plant, pabrik di Tochigi, pabrik di Hamamatsu, dan pabrik di Suzuka.

Penghentian kegiatan produksi Honda itu berlaku hingga 20 Maret 2011. Pada Senin (15/3), Honda juga menghentikan seluruh kegiatan produksi di pabrik Kumamoto.

Penutupan pabrik juga dilakukan oleh Mazda Motor Corporation. Pabrik Mazda di Hiroshima dan Hofu ditutup hingga 20 Maret 2011. Perusahaan otomotif lainnya seperti Daihatsu, Hino, Suzuki, dan Mitsubishi juga melakukan hal yang sama.

Dengan berhentinya kegiatan produksi di Jepang, agen tunggal pemegang merek kendaraan asal Jepang terang saja bakal terkena imbas. General Manager Marketing Toyota Astra Motor Widyawati mengakui bencana di Jepang jelas berpengaruh terhadap produksi kendaraan Toyota. Saat ini, beberapa komponen dan suku cadang mobil Toyota yang dirakit di Indonesia masih diproduksi oleh pabrik Toyota di Jepang.

Meski begitu, Widyawati mengatakan, produksi Toyota untuk sementara masih aman dengan ketersediaan komponen saat ini. Dia menyebut, prinsipal Toyota di Jepang telah meminta Toyota di Indonesia untuk tetap melakukan produksi. "Tapi, kegiatan produksi tidak boleh over time," ujar Widyawati.

Senada dengan Widyawati, Deputi Direktur Nasional Sales dan Promosi Nissan Motor Indonesia, Teddy Irawan mengaku, produksi Nissan untuk bulan Maret ini tak mengalami gangguan. "Produksi kami bulan ini masih aman," kata Teddy optimis.

Mazda Motor Indonesia juga belum risau dengan produksi bulan ini. Menurut Astrid Ariani Wijaya, Brand Communication Manager Mazda, suplai mobil dan komponen yang dikirim bulan ini tidak ada masalah. Beberapa unit malahan sudah diproduksi. Namun, Astrid mengaku belum mengetahui kepastian suplai untuk bulan depan. Saat ini, Mazda Indonesia hanya bisa terus memantau perkembangan produksi industri otomotif di Jepang.

Nissan pun tampaknya mengalami nasib serupa. Teddy bilang, Nissan belum memastikan mengenai ketersediaan suku cadang dan produksi untuk bulan April mendatang. "Kami belum mendapat informasi terbaru dari Jepang," ujar Teddy.

Marketing & Aftersales Servis Director Honda Prospect Motor Jonfis Fandy mengaku belum mendapat pemberitahuan resmi mengenai pengaruh penutupan beberapa pabrik Honda di Jepang hingga kini.

Memang, sementara ini produksi dan persediaan komponen masih baik. Namun, ia belum bisa memastikan mengenai kondisi bulan depan. "Sampai sekarang belum ada informasi resmi mengenai keterlambatan suplai barang," ujar Jonfis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test