Industri otomotif mewaspadai efek perang dagang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri otomotif masih mewaspadai dampak perang dagang. Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) juga memandang dampak nilai tukar rupiah dan dollar Amerika Serikat (AS) bisa memicu kenaikan harga jual.

Ketua Bidang Komersial Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala menjelaskan semester II-2018 nanti pihaknya masih mencermati beberapa kondisi. Salah satu perhatiannya yakni dampak perang dagang. Mengingat bila industri padat karya terkena dampak gagal ekspor maka akan ada pengaruh secara tidak langsung ke otomotif.

"Bila industri padat karya lain ada yang berhenti produksi maka tentu akan berdampak ke sektor otomotif. Mengingat bila karyawan ada yang berhenti bekerja maka bisa berkurang daya belinya," kata Sigit kepada KONTAN, Minggu (8/7).


Selain itu, faktor melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dapat mempengaruhi harga jual dan suku cadang kendaraan. Mengingat bahan baku komponen otomotif masih impor dan menggunakan mata uang asing.

"Bila kondisi nilai tukar melemah maka akan menggerus marjin. Maka industri mau tidak mau akan ada meningkatkan harga jual pada kuartal III-2018 ini," jelasnya.

Sayangnya peningkatan harganya belum bisa diprediksi. Yang jelas, tahun ini AISI masih optimis penjualan nasional tahun ini dapat mencapai 5,9 juta sampai 6,1 juta unit. Faktor positif masih dari membaiknya harga komoditas serta harga batubara.

"Pembangunan infrastruktur yang baik akan membawa dampak ekonomi yang baik," jelasnya.

Yohan Yahya, Sales & Marketing 2W Department Head PT SIS memprediksi penjualan semester II-2018 akan lebih baik dibanding semester I-2018. Ditopang dari berakhirnya Pilkada serentak serta harga komoditas yang membaik.

"Meskipun di lain sisi ada resiko yang harus diwaspadai dengan meningkatnya dollar mempunyai sisi yang baik dan kurang baik," kata Yohan kepada Kontan.co.id, Minggu (8/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie