KONTAN.CO.ID - CIKARANG. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memprediksi industri pelumas dalam negeri mampu tumbuh 3%-4% hingga akhir tahun. Sementara, hingga semester I 2019, industri pelumas telah mencatatkan ekspor sebesar US$ 147,56 juta. Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin, Muhammad Khayam menjelaskan pertumbuhan industri ini ditopang oleh standarisasi kualitas pelumas lewat Standar Nasional Indonesia (SNI) ditambah dengan naiknya jumlah populasi kendaraan dan penggunaan pelumas di sektor industri manufaktur. "Penggunaan pelumas saat ini masih didominasi industri otomotif, tapi kan yang butuh pelumas tidak hanya industri ini. Salah satu yang paling banyak pakai pelumas dari industri alat berat, pabrik, bahkan PLN membutuhkan pelumas untuk pendingin trafo," jelasnya saat ditemui Kontan di Cikarang, Kamis (7/11).
Industri pelumas dalam negeri diprediksi mampu tumbuh 3%-4% hingga akhir tahun
KONTAN.CO.ID - CIKARANG. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memprediksi industri pelumas dalam negeri mampu tumbuh 3%-4% hingga akhir tahun. Sementara, hingga semester I 2019, industri pelumas telah mencatatkan ekspor sebesar US$ 147,56 juta. Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin, Muhammad Khayam menjelaskan pertumbuhan industri ini ditopang oleh standarisasi kualitas pelumas lewat Standar Nasional Indonesia (SNI) ditambah dengan naiknya jumlah populasi kendaraan dan penggunaan pelumas di sektor industri manufaktur. "Penggunaan pelumas saat ini masih didominasi industri otomotif, tapi kan yang butuh pelumas tidak hanya industri ini. Salah satu yang paling banyak pakai pelumas dari industri alat berat, pabrik, bahkan PLN membutuhkan pelumas untuk pendingin trafo," jelasnya saat ditemui Kontan di Cikarang, Kamis (7/11).