KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pelumas dalam negeri semakin bergeliat. Akuisisi oleh raksasa Exxon Mobil terhadap perusahaan oli lokal PT Federal Karyatama adalah tanda bahwa pasar pelumas di Indonesia dinilai investor berpotensi tumbuh pesat. Paul Toar, Ketua Umum Perhimpunan Distributor, Importir dan Produsen Pelumas Indonesia (Perdippi) mengungkapkan aksi korporasi tersebut sebagai peningkatan kepercayaan diri industri pelumas di iklim usaha saat ini. "Akuisisi Federal Oil oleh ExxonMobil menunjukkan bahwa ada langkah strategis pemain besar terhadap ketidakpastian pemerintah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (6/5).
Dampak akuisisi tersebut dinilai bakal mempengaruhi persaingan bisnis pelumas di masa mendatang. "Sebab saya kira tidak akan berdampak dalam jangka pendek," terang Paul. Adapun bagi asosiasi saat ini yang menjadi tantangan besar bagi bisnis pelumas ialah masalah wacana penerapan wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) bagi pelumas. Paul menolak dengan tegas dan mencurigai SNI tersebut nantinya hanya digunakan sebagai
marketing tools saja. Sementara itu, produsen seperti PT Pertamina Lubricants berpendapat berbeda. Andria Nusa, Direktur Sales & Marketing PT Pertamina Lubricants mengatakan bahwa tantangan bisnis pelumas jaminan akan produk bermutu. "Banyaknya beredar pelumas palsu dan atau pelumas yang tidak sesuai mutunya, maka dibutuhkan peraturan dan pengawasan yang lebih ketat atas pelumas yang beredar," urainya kepada Kontan.co.id, Minggu (6/5). Oleh karena itu, menurut Andria, penerapan SNI wajib untuk pelumas sudah sangat mendesak. Andria tak menampik persaingan antar produk pelumas makin sengit dan kondisi perekonomian tahun lalu sempat stagnan. Demi menghadapi tantangan tersebut, Pertamina Lubricants akan gencar melakukan pemasaran. Dari segi bisnis, PT Pertamina Lubricants diketahui memproyeksi tahun ini bisa raih pertumbuhan volume dan pendapatan sekitar 4%-5% baik untuk pasar domestik maupun internasional. Proyeksi tersebut untuk produk pelumas di segmen pasar industri maupun otomotif. Sebelumnya di pemberitaan Kontan.co.id, dengan semakin tajamnya kompetisi di pasar pelumas otomotif dalam negeri, maka inisiatif yang dicanangkan PT Federal Karyatama adalah dengan mulai menapak ke ranah pelumas
Business to Business, yakni segmen industri. Selain itu, Patrick Adhiatmadja, President Director PT Federal Karyatama mengatakan saat ini perusahaan juga akan mengoptimalkan segmen roda empat. "Dengan brand Federal Mobil akan terus kami upayakan untuk merebut posisi terdepan dalam persaingan pelumas roda empat,” ujarnya. Maka tak heran, akuisisi Exxon Mobil terhadap perseroan dinilai sebagai penguat rencana tersebut.
Seperti yang dketahui, Exxon Mobil ingin mengembangkan sayap bisnis ke penjualan BBM khusus untuk industri. Selama ini perusahaan tersebut telah menjual pelumas khusus kendaraan roda empat dengan merk Mobil1. Adapun akuisisi pabrik pelumas PT Federal Karyatama, tercatat senilai USD 436 juta atau Rp 6,08 triliun. Setelah proses akuisisi rampung, diharapkan nantinya terjadi penambahan tenaga kerja di sektor tersebut. Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini tenaga kerja yang diserap di industri pelumas mencapai 4.898 orang. Sedangkan kapasitas industri pelumas nasional diperkirakan mencapai 2,04 juta kilo liter (kl) per tahun, tetapi produksi saat ini hanya 858.360 kl per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie