Jakarta. Berbagai cara dilakukan penerbit buku dalam memutar roda bisnisnya. Berkembangnya industri digital membuat para penerbit harus piawai mengatur strategi agar buku-buku yang mereka cetak terserap pasar. Sebab jika tidak, buku-buku akan berakhir dibazar dengan diskon hampir 90%. Rosidayati Rozalina, Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Pusat menyebut, sejak tahun 2008 beberapa anggotanya banyak yang mengurangi jumlah cetakan buku dalam sekali terbitan. "Kalau biasanya minimal 3.000 eksemplar dalam satu kali cetak, sekarang hanya 1.000 sampai 2.000," kata Rosidayati kepada KONTAN (24/11). Rosidayati bilang harga tersebut ikut mengerek harga jual buku lebih mahal. Sebab, biaya cetak buku dengan metode offset akan jauh lebih murah jika kuantitasnya banyak.
Industri penerbit buku berjuang di tengah himpitan
Jakarta. Berbagai cara dilakukan penerbit buku dalam memutar roda bisnisnya. Berkembangnya industri digital membuat para penerbit harus piawai mengatur strategi agar buku-buku yang mereka cetak terserap pasar. Sebab jika tidak, buku-buku akan berakhir dibazar dengan diskon hampir 90%. Rosidayati Rozalina, Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Pusat menyebut, sejak tahun 2008 beberapa anggotanya banyak yang mengurangi jumlah cetakan buku dalam sekali terbitan. "Kalau biasanya minimal 3.000 eksemplar dalam satu kali cetak, sekarang hanya 1.000 sampai 2.000," kata Rosidayati kepada KONTAN (24/11). Rosidayati bilang harga tersebut ikut mengerek harga jual buku lebih mahal. Sebab, biaya cetak buku dengan metode offset akan jauh lebih murah jika kuantitasnya banyak.