JAKARTA. Industri pengolahan ikan di dalam negeri kesulitan untuk mendapatkan pasokan ikan sarden, maccarel dan tuna. Padahal, permintaan pasar akan ikan kaleng terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Oktavianus Yahyaputra, Manajer Pembelian PT Bali Maya Permai, salah satu perusahaan pengolahan ikan, mengatakan permintaan ikan sarden ke perusahaanya mencapai 1.000 ton per bulan. Namun, sejak awal tahun 2011, pihaknya hanya mampu memenuhi kebutuhan sekitar 500-625 ton saja. Okta mengaku, kesulitan mendapatkan pasokan ikan jenis sarden dam maccarel sejak awal tahun. Sementara, pasokan lokal sangat terbatas. "Kalaupun ada biasanya sporadis dalam satu waktu tertentu, itu pun paling hanya 4 ton," keluh Okta, di Jakarta, Senin (23/5). Untuk memenuhi pasokan bahan baku, PT Bali Maya Permai harus impor ikan jenis sarden dan maccarel dari Jepang dan Cina. Sayang, izin impor hanya bisa 25 kontainer ikan sarden dan 5 kontainer ikan maccarel dengan volume sekitar 500-625 ton per bulan. Okta bilang, keterbatasan impor ikan tersebut karena harga impor ikan sarden dan maccarel impor bisa dua kali lipat lebih mahal ketimbang harga ikan di dalam negeri. Harga ikan sarden lokal hanya Rp 4.000 per kilogram (kg), sementara harga sarden impor bisa mencapai Rp 8.000 per kg. Hendri Sutadinata, Ketua Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (Apiki), menambahkan harga beberapa ikan terutama maccarel dan tuna memang meningkat tajam sejak awal tahun. Harga ikan maccarel dari Jepang bisa mencapai US$ 1.200 per metrik ton (MT). Padahal, akhir 2010 lalu, harga ikan makarel itu hanya US$ 800 per ton. Begitu pula harga tuna yang sekarang sudah mencapai US$ 1.600 per ton, dari akhir tahun lalu sebesar US$ 1.000 per ton. "Industri pengalengan ikan sulit memenuhi kebutuhan bahan baku, " jelas Hendri.
Industri pengalengan ikan sulit dapat ikan
JAKARTA. Industri pengolahan ikan di dalam negeri kesulitan untuk mendapatkan pasokan ikan sarden, maccarel dan tuna. Padahal, permintaan pasar akan ikan kaleng terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Oktavianus Yahyaputra, Manajer Pembelian PT Bali Maya Permai, salah satu perusahaan pengolahan ikan, mengatakan permintaan ikan sarden ke perusahaanya mencapai 1.000 ton per bulan. Namun, sejak awal tahun 2011, pihaknya hanya mampu memenuhi kebutuhan sekitar 500-625 ton saja. Okta mengaku, kesulitan mendapatkan pasokan ikan jenis sarden dam maccarel sejak awal tahun. Sementara, pasokan lokal sangat terbatas. "Kalaupun ada biasanya sporadis dalam satu waktu tertentu, itu pun paling hanya 4 ton," keluh Okta, di Jakarta, Senin (23/5). Untuk memenuhi pasokan bahan baku, PT Bali Maya Permai harus impor ikan jenis sarden dan maccarel dari Jepang dan Cina. Sayang, izin impor hanya bisa 25 kontainer ikan sarden dan 5 kontainer ikan maccarel dengan volume sekitar 500-625 ton per bulan. Okta bilang, keterbatasan impor ikan tersebut karena harga impor ikan sarden dan maccarel impor bisa dua kali lipat lebih mahal ketimbang harga ikan di dalam negeri. Harga ikan sarden lokal hanya Rp 4.000 per kilogram (kg), sementara harga sarden impor bisa mencapai Rp 8.000 per kg. Hendri Sutadinata, Ketua Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (Apiki), menambahkan harga beberapa ikan terutama maccarel dan tuna memang meningkat tajam sejak awal tahun. Harga ikan maccarel dari Jepang bisa mencapai US$ 1.200 per metrik ton (MT). Padahal, akhir 2010 lalu, harga ikan makarel itu hanya US$ 800 per ton. Begitu pula harga tuna yang sekarang sudah mencapai US$ 1.600 per ton, dari akhir tahun lalu sebesar US$ 1.000 per ton. "Industri pengalengan ikan sulit memenuhi kebutuhan bahan baku, " jelas Hendri.