Industri pengolahan ikan pindang butuh kepastian bahan baku



JAKARTA. Salah satu komoditi yang terbukti berhasil menggerakkan usaha kecil dan mampu menyerap banyak tenaga kerja adalah pengolahan ikan pindang. Untuk itu para pelaku usaha berharap jika pemerintah membantu ketersediaan bahan baku. Pasalnya ada bahan baku ikan pindang yang tidak didapatkan dari perairan di dalam negeri.Yusuf Ramli, Penasihat dan Dewan Pengurus Pusat, Asosiasi Pengusaha Pindang Ikan Indonesia (Appikando), mengatakan, setiap tahun pertumbuhan jumlah pengusaha pengolahan ikan pindang meningkat 10%-15%.Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), tahun ini tercatat sebanyak 65.000 pengolah ikan pindang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.Industri pengolahan ikan pindang dibagi menjadi tiga kelompok. Kelompok kecil dengan kapasitas produksi 25 kilogram (kg) per hari, kelompok sedang dengan rata-rata produksi 1 kuintal per hari dan kelompok pengolahan dengan skala besar yang mencapai 10 ton per harinya.Volume produksi pengolahan ikan pindang ini juga terus mengalami kenaikan. Jika tahun lalu produksi hanya sekitar 535.000 ton, tahun ini ditargetkan bisa mencapai 614.000 ton. Bahkan, 2012 diprediksi produksi akan meningkat lagi menjadi 756.000 ton.Victor Nikijuluw, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP, menambahkan, ada sekitar 200 perusahaan berskala besar yang bermain dalam industri pengolahan ini. Perusahaan-perusahaan berkapasitas besar itu tersebar di wilayah pantura seperti Pati, Rembang, Demak, Pekalongan serta Batang.Bahan baku pembuatan ikan pindang ini mulai dari ikan tongkol, layang, kembung dan salem. Pemasaran produk pengolahan ikan pindang ini masih dilingkup dalam negeri saja. "Tahun depan kita harapkan bisa mulai melakukan ekspor olahan ikan pindangke negara-negara yang potensial antara lain Timur Tengah dan Malaysia.," kata Victor.Keuntungan yang dapat diperoleh dari usaha pengolahan pindang juga cukup lumayan, tergantung dengan jenis ikan dan wilayahnya. Untuk ikan tongkol misalnya, dengan Harga Pokok Produksi (HPP) sebesar Rp 8.000 per kg, pemindang dapat menjual dengan harga Rp 11.000 per kg.

Sementara untuk ikan salem dengan HPP 11.000 per kg dapat dijual dengan Rp 12.000-13.000 per kg. Sedangkan untuk ikan pindang berbahan ikan kembung dengan HPP 18.000 dapat dijual Rp 19.000-Rp 20.000 per kg.Akhir tahun ini, Yusuf mengatakan pasokan bahan baku ikan masih berlimpah. Namun, ia memprediksi pada Januari-Juni tahun 2012, produksi ikan lokal akan turun karena adanya angin barat yang berakibat pada arus air laut yang besar. Karena itulah ia berharap kepada pemerintah untuk mempermudah keran impor bahan baku ikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini