Industri Pengolahan Jadi Faktor Pendongkrak Kredit Perbankan



 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat bayang-bayang penyaluran kredit perbankan belum hilang, beberapa sektor diharapkan masih menjadi pendongkrak kredit. Adalah, industri pengolahan yang menjadi salah satu sektor dengan kontribusi terbesar untuk kredit.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae bilang porsi kredit terhadap industri pengolahan  merupakan yang  terbesar kedua untuk  penyaluran kredit di sektor produktif. Di mana, pertumbuhan kreditnya juga dinilai masih tinggi.

Dian mencatat per Agustus 2024, porsi kredit ke sektor industri pengolahan ini mencapai 15% dari total kredit perbankan. Sementara itu, pertumbuhan kredit untuk industri pengolahan pada periode yang sama mencapai 8,15% yoy.


“Meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 3,35% yoy,” ujar Dian dalam keterangan tertulis, akhir pekan kemarin.

Baca Juga: OJK Optimistis Kredit Perbankan Tumbuh 11% di Tahun 2024

Lebih lanjut, ia melihat penyaluran kredit di sektor ini juga diproyeksikan masih akan bertumbuh dan menjadi salah satu pendorong pertumbuhan kredit. Setidaknya, ia mengacu pada Survey Orientasi Bisnis Perbankan OJK (SBPO) yang memasukkan industri pengolahan tetap menjadi kontributor besar.

Sebagai informasi,  SBPO Triwulan 3 menghasilkan sektor yang diperkirakan menjadi motor pertumbuhan kredit adalah sektor perdagangan besar dan eceran, perantara keuangan, serta industri pengolahan.

Sejalan dengan itu, Dian juga mendukung rencana Bank Indonesia untuk memperluas insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) ke sektor-sektor padat karya. Seperti diketahui, industri pengolahan juga masuk dalam sektor padat karya. 

Berdasarkan realisasi pada Agustus 2024, Dian melihat kredit pada sektor-sektor usaha yang mendapat insentif KLM dari Bank Indonesia tersebut terus tumbuh secara konsisten. Harapannya, itu juga nantinya berdampak pada sektor-sektor padat karya.

Bukan tanpa alasan, sektor padat karya yang semakin bertumbuh dan bergairah, kata Dian, akan meningkatkan daya serap tenaga kerja dan tentunya meningkatkan pendapatan masyarakat yang pada gilirannya meningkatkan konsumsi.

“Tentunya akan memberikan sumbangsih bagi pertumbuhan perekonomian yang sangat positif,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari