Industri perawatan lokal serap 30% budget maskapai



JAKARTA. Industri perawatan dan perbaikan pesawat dalam negeri hanya mampu menikmati 30% dari potensi omzet belanja maskapai penerbangan untuk perawatan dan perbaikan pesawat. Sedangkan sebesar 70% belanja maskapai untuk perawatan dan perbaikan dinikmati oleh perusahaan di luar negeri. Richard Budihadianto, Chairman Indonesia Aircraft Maintenance Services Association (IAMSA) mengatakan bahwa industri perawatan dan perbaikan pesawat, maintenance, repair and overhaul (MRO) Indonesia baru menikmati 30% dari potensi omzet. "Kami baru bisa serap 30%, sisanya dibelanjakan di luar negeri," ujar Richard pada acara Aviation MRO Indonesia 2015, Selasa (12/5). Ia mengatakan pada 2014, total belanja maskapai penerbangan Indonesia untuk perawatan dan perbaikan pesawat adalah US$ 850 juta. Industri MRO dalam negeri baru menyerap 30%. Tahun ini total belanja maskapai penerbangan Indonesia untuk perawatan dan perbaikan pesawat adalah US$ 900 juta. Serapan industri MRO juga diperkirakan tidak jauh berbeda di angka 30%. Richard mengatakan maskapai penerbangan memilih melakukan perawatan dan perbaikan di luar negeri karena industri MRO dalam negeri yang dinilai belum terlalu berkembang. Padahal Indonesia memiliki potensi pertumbuhan industri penerbangan yang pesat. Berdasarkan data IAMSA, total nilai pasar industri MRO global pada 2014 mencapai US$ 57 miliar. Adapun rata-rata pertumbuhan industri MRO dunia per tahun 4,1% per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan