JAKARTA. Industri petrokimia diprediksi akan meningkat dan jauh lebih baik dibanding tahun ini. Asosiasi Industri Olefin Aromatik & Plastik Indonesia (INAPLAS) menghitung, tahun ini industri petrokimia tumbuh 5,2% dibanding tahun lalu dengan produksi sebesar 4,8 juta ton per tahun. Fajar Budiono, Sekjen INAPLAS menyebut, sektor makanan dan minuman yang bertumbuh serta sektor konstruksi yang juga meningkat ikut menyokong pertumbuhan industri petrokimia. “Begitu cukai plastik dicabut, langsung menimbulkan gairah di industri ini, apalagi Kementerian Perindustrian juga di belakang kami yang turut menolak,” katanya kepada KONTAN, Jumat, (23/12). Menurut prediksi Fajar, tahun depan industri petrokimia akan tumbuh 5,5% dengan produksi sekitar 5 juta ton per tahun. Namun, ada kendala yang cukup meresahkan pelaku industri ini. Salah satunya peraturan daerah Bandung yang belum lama ini melarang penggunaan styrofoam.
Industri petrokimia diprediksi tumbuh 5,5% di 2017
JAKARTA. Industri petrokimia diprediksi akan meningkat dan jauh lebih baik dibanding tahun ini. Asosiasi Industri Olefin Aromatik & Plastik Indonesia (INAPLAS) menghitung, tahun ini industri petrokimia tumbuh 5,2% dibanding tahun lalu dengan produksi sebesar 4,8 juta ton per tahun. Fajar Budiono, Sekjen INAPLAS menyebut, sektor makanan dan minuman yang bertumbuh serta sektor konstruksi yang juga meningkat ikut menyokong pertumbuhan industri petrokimia. “Begitu cukai plastik dicabut, langsung menimbulkan gairah di industri ini, apalagi Kementerian Perindustrian juga di belakang kami yang turut menolak,” katanya kepada KONTAN, Jumat, (23/12). Menurut prediksi Fajar, tahun depan industri petrokimia akan tumbuh 5,5% dengan produksi sekitar 5 juta ton per tahun. Namun, ada kendala yang cukup meresahkan pelaku industri ini. Salah satunya peraturan daerah Bandung yang belum lama ini melarang penggunaan styrofoam.