Industri petrokimia masih prospektif, saham BRPT melesat 216% sepanjang 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Kompas100 tercatat naik 1,52% sepanjang 2019. Keluar sebagai jawara adalah saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang melejit 215,9% sepanjang tahun lalu. Pada penutupan perdagangan Desember 2019, saham BRPT di harga Rp 1.510 per saham.

Untuk diketahui, BRPT melakukan stock split pada 6 Agustus 2019 dengan rasio 1:5. Selain efek stock split, apa yang menyebabkan saham BRPT melesat hingga lebih dari 200% selama setahun?

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menilai, naiknya saham BRPT disebabkan oleh prospek industri petrokimia yang saat ini masih prospektif. Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai, naiknya saham BRPT karena sentimen harga komoditas minyak yang dinilai dapat meningkatkan efisiensi biaya BRPT. Hal ini mendasari kenaikan harga saham khususnya di sektor kimia.


Baca Juga: Ini 10 saham penghuni Indeks Kompas100 paling cuan sepanjang 2019

Selain itu, getolnya Bartio Pacific dalam ekspansi dan aksi korporasi juga membuat saham BRPT laku diborong oleh investor. Untuk diketahui, saat ini BRPT tengah membangun beberapa megaproyek, sebut saja pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 9 dan 10 dengan kapasitas 2x1000 megawatt (MW). Proyek PLTU ini menelan biaya investasi sekitar US$ 3,3 miliar.

Selain itu, melalui entitas anak usahanya yakni PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) juga sedang mempersiapkan pembangunan pabrik barunya, Chandra Asri Perkasa 2 (CAP2). Pabrik ini dibangun guna menambah kapasitas produksi petrokimia. “Meskipun pada kenyataannya, saya melihat perusahaan belum menunjukkan performa yang bagus,” ujar Sukarno.

Baca Juga: Ini rencana Chandra Asri (TPIA) usai merger dengan anak usaha

Menilik pada laporan keuangan per kuartal III-2019, BRPT mengantongi pendapatan bersih sebesar US$ 1,77 miliar. Realisasi ini turun 24,8% dibandingkan realisasi pendapatan tahun lalu yang mencapai US$ 2,357 miliar.

Turunnya pendapatan bersih berdampak pada turunnya laba bersih BRPT. Emiten petrokimia ini mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 12,47 juta. Capaian laba bersih ini merosot 78,12% dibandingkan realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 57,13 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati