JAKARTA. Serbuan impor produk polyester telah memukul industri polyster lokal. Menyikapi itu, Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI) menuntut diterapkannya bea masuk anti dumping (BMAD) untuk serat polyester. Ketua Umum APSyFI, Ravi Shankar menjelaskan, akibat maraknya impor dumping produk polyester asal Tiongkok, India dan Taiwan, industri serat polyester nasional semakin tergerus. "Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata produsen serat polyester menjual di bawah harga produksi dan selalu mengalami kerugian akibat tekanan harga dari produk impor dumping,” ujar Ravi dalam siaran resmi yang diterima KONTAN, Minggu (15/11).
Industri polyester minta BMAD segera diterapkan
JAKARTA. Serbuan impor produk polyester telah memukul industri polyster lokal. Menyikapi itu, Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI) menuntut diterapkannya bea masuk anti dumping (BMAD) untuk serat polyester. Ketua Umum APSyFI, Ravi Shankar menjelaskan, akibat maraknya impor dumping produk polyester asal Tiongkok, India dan Taiwan, industri serat polyester nasional semakin tergerus. "Dalam tiga tahun terakhir, rata-rata produsen serat polyester menjual di bawah harga produksi dan selalu mengalami kerugian akibat tekanan harga dari produk impor dumping,” ujar Ravi dalam siaran resmi yang diterima KONTAN, Minggu (15/11).