KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Perusahaan rokok di Myanmar gagal mematuhi kemasan rokok yang mulai berlaku pada 31 Desember 2024. Hasil inspeksi yang dilakukan di gerai ritel tembakau di kota-kota besar menemukan, banyak produk tembakau masih dijual dalam kemasan asli, bermerek, dan berwarna-warni, yang melanggar aturan standar kemasan. Perlu diketahui, Myanmar adalah negara ketiga di Asia setelah Thailand dan Singapura yang mewajibkan kemasan standar untuk rokok. Aturan ini semula akan berlaku pada 12 Oktober 2021, dengan 10 April 2022. Namun, karena lobi kuat dari industri tembakau, penerapannya ditunda menjadi tahun 2022 dan kemudian ditunda lagi 2023 sampai dengan penundaan terkahir menjadi 31 Desember 2024. Saat ini, ada 17 juta perokok di Myanmar, dan negara itu menghadapi epidemi tembakau yang semakin parah. Setiap tahun, 60.000 warga Myanmar meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan tembakau, dan negara tersebut diperkirakan menanggung biaya perawatan kesehatan sebesar MMK 2,62 triliun (USD 1,92 miliar) yang disebabkan oleh penyakit yang disebabkan oleh tembakau.
Industri Rokok di Myanmar Gagal Memenuhi Aturan Standar Kemasan Rokok
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Perusahaan rokok di Myanmar gagal mematuhi kemasan rokok yang mulai berlaku pada 31 Desember 2024. Hasil inspeksi yang dilakukan di gerai ritel tembakau di kota-kota besar menemukan, banyak produk tembakau masih dijual dalam kemasan asli, bermerek, dan berwarna-warni, yang melanggar aturan standar kemasan. Perlu diketahui, Myanmar adalah negara ketiga di Asia setelah Thailand dan Singapura yang mewajibkan kemasan standar untuk rokok. Aturan ini semula akan berlaku pada 12 Oktober 2021, dengan 10 April 2022. Namun, karena lobi kuat dari industri tembakau, penerapannya ditunda menjadi tahun 2022 dan kemudian ditunda lagi 2023 sampai dengan penundaan terkahir menjadi 31 Desember 2024. Saat ini, ada 17 juta perokok di Myanmar, dan negara itu menghadapi epidemi tembakau yang semakin parah. Setiap tahun, 60.000 warga Myanmar meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan tembakau, dan negara tersebut diperkirakan menanggung biaya perawatan kesehatan sebesar MMK 2,62 triliun (USD 1,92 miliar) yang disebabkan oleh penyakit yang disebabkan oleh tembakau.
TAG: