JAKARTA. Sepinya perdagangan rotan dan naiknya harga serta susahnya mendapatkan minyak tanah, membuat usaha rotan tidak bergairah lagi. Menurut Ketua Yayasan Rotan Indonesia (YRI) Lisman Sumardjani, petani pemungut rotan menjadi pihak yang paling telak terkena imbas larangan rotan. Tidak heran bila kemudian petani rotan yang dulu melakukan budidaya rotan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, kini mengkonversi kebun rotannya menjadi kebun sawit atau bahkan ada yang berubah menjadi tambang batubara. Oleh karena itu YRI mendesak pemerintah untuk membuka kembali kemudahan ekspor rotan, apalagi kebijakannya memindahkan ekspor rotan ke pusat produksi telah gagal dilaksanakan.
Industri Rotan Mati Gairah
JAKARTA. Sepinya perdagangan rotan dan naiknya harga serta susahnya mendapatkan minyak tanah, membuat usaha rotan tidak bergairah lagi. Menurut Ketua Yayasan Rotan Indonesia (YRI) Lisman Sumardjani, petani pemungut rotan menjadi pihak yang paling telak terkena imbas larangan rotan. Tidak heran bila kemudian petani rotan yang dulu melakukan budidaya rotan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, kini mengkonversi kebun rotannya menjadi kebun sawit atau bahkan ada yang berubah menjadi tambang batubara. Oleh karena itu YRI mendesak pemerintah untuk membuka kembali kemudahan ekspor rotan, apalagi kebijakannya memindahkan ekspor rotan ke pusat produksi telah gagal dilaksanakan.