Industri Sawit Indonesia Terus Berkembang Kendati Dihambat Masuk Eropa



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia terus berkembang pesat sebagai industri hulu sawit yang tangguh menghadapi krisis. Pertumbuhan produksi minyak sawit mentah (CPO) setiap tahunnya telah mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan industri hilir di dalam negeri.

Menurut Khadikin, seorang Analis Kebijakan Ahli Madya dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko), saat ini terdapat 2.511 perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang tersebar di 26 provinsi. Kapasitas produksi mereka mencapai 84,8 juta ton dengan tingkat utilisasi sekitar 55%, menghasilkan 47 juta ton CPO.

"Dalam pasar global, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar dengan pangsa pasar mencapai 55%," ungkap Khadikin dalam pernyataannya pada Rabu (7/6).


Baca Juga: Lawan Diskriminasi Sawit di Eropa, Jokowi Dorong Kolaborasi Indonesia-Malaysia

Dalam acara FGD Sawit Berkelanjutan yang berjudul "Mengintegrasikan Industri Hulu Hingga Hilir Sawit Berkelanjutan" pada Rabu (7/6/2023), Khadikin juga menyampaikan bahwa sekitar 60% produk minyak sawit Indonesia ditujukan untuk pasar ekspor.

Dengan perkiraan populasi global mencapai 9,8 miliar orang pada tahun 2050 dan meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan, diperkirakan akan ada peningkatan kebutuhan akan 200 juta ton minyak nabati di masa depan. Minyak sawit diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini karena dianggap sebagai minyak nabati yang paling efisien dan produktif.

Achmad Maulizal Sutawijaya, Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), menambahkan bahwa sektor sawit di Indonesia melibatkan 2,4 juta petani swadaya dan 16 juta tenaga kerja. 

Hal ini dapat terus mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perkebunan dengan angka yang positif. Sebagai contoh, PDB Indonesia di Triwulan III tahun 2022 dapat tumbuh sebesar 5,72%.

Pada tahun 2022, volume ekspor minyak sawit mencapai 34,67 juta ton dengan nilai ekspor sebesar Rp 34,5 triliun.

Baca Juga: Beda Hitungan Utang Minyak Goreng Pengusaha

"Menerapkan kebijakan pungutan ekspor telah berhasil mendorong hilirisasi dengan penurunan proporsi ekspor CPO. Selain itu, kinerja imbal hasil dana kelolaan BPDPKS pada tahun 2022 mencapai Rp 800 miliar, mengalami peningkatan sebesar 123,31%," jelasnya.

Namun, industri kelapa sawit dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti regulasi Deforestasi Eropa (EUDR). Mauli menjelaskan peran BPDPKS dalam menghadapi tantangan tersebut. Menurutnya, produsen minyak sawit masih memiliki posisi tawar karena permintaan konsumsi domestik akan minyak nabati di Uni Eropa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli