JAKARTA. Keputusan pemerintah mengangkat Dono Boestami menjadi Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit menggantikan Bayu Krisnamurthi yang mengundurkan diri, mendapat respon beragam dari industri kelapa sawit. Mantan Direktur Utama PT MRT Jakarta ini dinilai memberikan harapan untuk pengelolaan dana pungutan ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang lebih baik dari pendahulunya. Salah satu pekerjaan rumah yang disorot industri adalah alokasi dana untuk peremajaan atau replanting kebun dan pengembangan promosi yang belum berjalan optimal. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengatakan, program mendesak yang harus dilakukan bos baru BPDP Kelapa Sawit adalah meremajakan kebun sawit milik petani swadaya.
Industri sawit menanti gebrakan bos baru BPDP
JAKARTA. Keputusan pemerintah mengangkat Dono Boestami menjadi Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit menggantikan Bayu Krisnamurthi yang mengundurkan diri, mendapat respon beragam dari industri kelapa sawit. Mantan Direktur Utama PT MRT Jakarta ini dinilai memberikan harapan untuk pengelolaan dana pungutan ekspor minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang lebih baik dari pendahulunya. Salah satu pekerjaan rumah yang disorot industri adalah alokasi dana untuk peremajaan atau replanting kebun dan pengembangan promosi yang belum berjalan optimal. Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Fadhil Hasan mengatakan, program mendesak yang harus dilakukan bos baru BPDP Kelapa Sawit adalah meremajakan kebun sawit milik petani swadaya.