JAKARTA. Keputusan pemerintah meningkatkan mandatori penyerapan bahan bakar nabati (BBN) untuk PT Pertamina dan PT PLN (Persero) mulai tahun depan, membawa angin segar bagi industri kelapa sawit di dalam negeri. Pelaku industri sawit di tanah air berharap, peningkatan mandatori biodiesel BUMN tersebut bisa jadi obat mujarab pemulihan harga minyak sawit. Ini terutama, di tengah anjloknya harga crude palm oil (CPO) di pasar global. Pemerintah memutuskan meningkatkan mandatori campuran biodiesel Pertamina dari 15% menjadi 20% dan PLN dari 25% menjadi 30% di tahun depan.
Togar Sitanggang, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengatakan, dengan adanya kebijakan itu, produsen lokal akan mengurangi ekspor CPO. "Tentunya kami akan menyukseskan program mandatori biodiesel. Itu yang utama," ungkap Togar kepada KONTAN, Minggu (27/9). Dengan mengurangi ekspor CPO, harapannya harga CPO di pasar internasional bisa terdongkrak kembali lantaran pasokannya berkurang. Cuma, kata Togar, upaya ini hanya bisa dilakukan jika mandatori biodiesel Pertamina dan PLN bisa berjalan efektif. Selama ini, industri sawit nasional mengandalkan pasar ekspor. Gapki mencatat, pada 2014, ekspor CPO dan produk turunannya mencapai 21,76 juta ton atau 70% dari produksinya sebanyak 31,5 juta ton. Pada Agustus 2015, ekspor CPO hanya naik tipis 0,6% dibandingkan bulan sebelumnya jadi 2,10 juta ton. Minimnya pertumbuhan ekspor dipicu masih lemahnya daya beli pasar utama CPO, yaitu China, India, dan Uni Eropa. Dus, pada Agustus lalu, harga CPO jatuh ke level terendah sejak enam tahun terakhir, yaitu US$ 539,3 per metrik ton. Sayang, Gapki belum berani mematok target penjualan biodiesel ke pasar dalam negeri untuk dongkrak kembali harga CPO. Togar berdalih, pemerintah belum menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) soal kebutuhan mandatori Pertamina dan PLN. "Kami tunggu Perpres," imbuh dia.
Jadi, lanjut Togar, mekanisme penunjukan pemasok biodiesel kepada Pertamina dan PLN pada 2016 akan diatur lewat Perpres, bukan lewat tender seperti di tahun ini. Sebelumnya, Badan Usaha Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Sawit memproyeksi, serapan biodiesel pada 2016 bisa mencapai 5,14 juta kiloliter (kl). Rinciannya, 2,8 juta kl untuk public service obligation (PSO), 1,2 juta kl untuk kebutuhan pembangkit PLN, dan sisanya untuk industri. Angka penyerapan biodiesel tahun depan itu tumbuh signifikan dibandingkan tahun ini yang hanya 1,2 juta kl, yaitu 710.974 kl untuk PSO, 276.369 kl untuk PLN, dan 224.939 kl untuk industri. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Havid Vebri