KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri semen diprediksi membaik pada tahun ini. Hal tersebut sebenarnya sudah dibuktikan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP). Secara kumulatif, volume penjualan semen
INTP di kuartal I-2021 meningkat 1,6% secara yoy menjadi 3,9 juta ton. Menurut Fahressi Fahalmesta, analis Ciptadana Sekuritas, INTP juga berhasil memperluas pangsa pasarnya di bulan Maret 2021 menjadi 26,4%, dibandingkan dengan Maret 2020 yang hanya 25,9%. Ia melihat INTP kerek pangsa pasar di luar Jawa menjadi 16,3%, sedangkan di Jawa pangsa pasar perusahaan malah menyempit menjadi 34,4% dari 38,2% pada Maret 2020. Alhasil, pangsa pasar INTP di kuartal pertama tahun ini adalah 25,9% dan lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang capai 26,1%.
Untuk volume penjualan semen domestik Indonesia,
INTP mencatatkan 5,33 juta ton pada Maret 2021, atau sebanyak 15,1% dalam sebulan (mom) dan 11,4% secara yoy. Peningkatan yang kuat pada Maret 2021 karena di tahun lalu pemerintah pertama kali melakukan
lockdown," jelas dia dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Jumat (16/4). Meski demikian, volume penjualan semen domestik pada Maret 2021 sebenarnya hanya naik 3,2% dibandingkan dengan Maret 2019. Selain itu, secara keseluruhan wilayah Jawa mengalami pertumbuhan volume 11,1% secara yoy menjadi 2,8 juta ton pada Maret 2021. Volume semen domestik di kuartal I-2021 naik 2,0% secara yoy menjadi 14,9 juta ton. Tercatat, pada dua bulan pertama 2021, konsumsi semen domestik masih turun 2,6% secara yoy. Akan tetapi, Fahalmesta target pertumbuhan 3% volume penjualan dapat dicapai.
Baca Juga: Sepanjang 2020, emiten semen kompak catatkan penurunan pendapatan Di bulan Maret 2021, volume semen kantong melonjak 17,1% secara yoy menjadi 4,2 juta ton, tetapi untuk pasar curah turun 5,7% secara yoy menjadi 1,1 juta ton. Hal ini berakibat pada volume semen kantong yang naik 7,4% secara yoy menjadi 11,7 juta ton, sementara semen curah turun menjadi 13,2% secara yoy. Menurut Fahalmesta, hal tersebut mengindikasikan pemulihan permintaan semen dimulai dari sektor residensial, sedangkan untuk eksekusi infrastruktur masih terbilang lambat. Ia meyakini untuk tahun ini mengenai industri semen akan mengalami pemulihan ringan tetap utuh.
Akan tetapi, kenaikan anggaran infrastruktur tahun ini belum tercermin dalam penjualan semen curah hingga kuartal satu 2021, mengingat pertumbuhan yang negatif pada semen curah. Selain itu, di bulan April-Mei 2021, ia melihat akan mengalami penurunan dikarenakan bulan Ramadan, ditambah dengan curah hujan tinggi akan menyebabkan volume data semen yang lemah. Risiko yang akan dihadapi adalah persaingan yang lebih tinggi di Jawa yang akan menyebabkan harga jual rata-rata yang tidak menguntungkan, melemahnya rupiah, dan kenaikan harga batubara yang signifikan. Ia masih merekomendasikan beli saham
INTP dengan target harga Rp 18.500 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari