Industri serap Rp 100 triliun di semester I



KUTA. Aliran investasi ke industri manufaktur Indonesia kian deras. Modal ini tak hanya dari investor asing, tapi juga pemodal dari dalam negeri. Kementerian Perindustrian mencatat, sampai Juni 2014, total nilai investasi yang sudah masuk Indonesia mencapai Rp 100,34 triliun.

Realisasi investasi untuk industri selama paruh pertama 2014 ini baru mencapai 47,70% dari harapan pemerintah yakni sebesar Rp 210 triliun sepanjang 2014. Pemerintah menyebut realisasi investasi paruh pertama 2014 tak menggembirakan karena adanya event politik.

Ansari Bukhari, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian bilang, banyak investor yang janji menggelontorkan dana setelah ada kepastian politik di Indonesia. "Mereka masih menahan investasi karena menunggu pemilihan presiden (pilpres),” kata Ansari, Sabtu (30/8).


Karena pilpres sudah usai, Ansari optimistis, akan banyak investor yang menggelontorkan investasi di Indonesia. Ini terlihat dari rencana Samsung Corp yang beberapa waktu lalu melontarkan janji untuk membangun pabrik ponsel  mereka di Indonesia.

Kepastian Samsung berinvestasi itu disampaikan setelah duta besar Korea Selatan dan perwakilan Samsung Electronics asal Negeri Ginseng itu bertemu Presiden Terpilih 2014, Joko Widodo.

Ansari bilang, kedatangan Samsung ke Indonesia akan menjadi nilai positif, sebab perusahaan ini bisa menjadi acuan investor lainnya untuk investasi di Indonesia.

Selain Samsung, investor asing lainnya yang sudah menyatakan niat investasi di Indonesia adalah, investor asal Jepang, Nippon Steel & Sumitomo Metal Corporation (NSSMC). Perusahaan ini telah meneken kerjasama dengan PT Krakatau Steel (KRAS) untuk berbisnis baja dengan investasi US$ 300 juta.

Pemerintah berharap, pada semester II ini, sektor sektor industri mesin, otomotif, smelter mineral pertambangan, makanan dan minuman, semen dan kimia dasar segera merealisasikan investasi. Pemerinah memprediksi, potensi nilai investasi terbesar berasal dari di investasi smelter.

Sebagai gambaran, realisasi investasi pada semester I-2014 berasal dari penanaman modal asing (PMA) dengan nilai US$ 6,71 miliar atau sekitar Rp 77,16 triliun. Adapun penanaman modal dalam negeri (PMDN) di waktu yang sama tercatat Rp 23,18 triliun.

Industri yang banyak diminati asing adalah; industri makanan senilai US$ 2,06 miliar, industri kendaraan bermotor dan alat transportasi senilai US$ 1,03 miliar, serta industri kimia dan farmasi senilai US$ 979,4 juta.

Adapun sektor investasi yang digemari investor domestik adalah industri makanan Rp 9,76 triliun, industri kimia dan farmasi Rp 3,45 triliun, serta industri mineral non logam senilai Rp 3,32 triliun.

Untuk mempercepat realisasi investasi semester kedua, Kemperin saat ini sedang membahas pemberian tax holiday dan tax allowance. Insentif ini dipersiapkan untuk mencapai target Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional tahun 2035 dengan target investasi sebesar Rp 1.930 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan