Industri sudah siap meluncurkan kendaraan listrik, kapan aturannya keluar?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memang belum mengeluarkan payung hukum resmi bagi pengembangan kendaraan listrik. Namun beberapa perusahaan otomotif siap menjual secara massal kendaraan rendah emisi tersebut di 2019 ini. Misalnya, PT Bakrie & Brothers Tbk yang akan meluncurkan bus listrik. Hasil kerjasama dengan perusahaan asal China, Build Your Dreams Auto (BYD).

Head of corporate communication PT Bakrie and Brothers Tbk, Bayu Nimpuno mengatakan tahun ini dipastikan kendaraan tersebut akan segera meluncur. Sebelumnya pada penyelenggaraan Annual Meeting International Monetary Fund & World Bank Group 2018, dua unit bus listrik telah diperkenalkan oleh Bakrie Brothers sebagai shuttle selama penyelenggaraan acara di di Bali tersebut.

"Kami berencana menjual ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) untuk digunakan sebagai saranan pengembangan moda transportasi dalam kota," kata Bayu kepada KONTAN, Minggu (10/2).


Menurutnya pada awalnya kendaraan tersebut memang akan diimpor utuh secara CBU dari China. Sejatinya, merek yang bermarkas di Kota Shenzhen ini sudah mengekspor banyak bus listrik ke berbagai negara, termasuk ke daratan Eropa. "Sambil jalan kami akan kembangkan untuk diproduksi di dalam negeri," kata Bayu.

Sebagai informasi, PT Bakrie & Brothers Tbk sudah lama masuk di dunia otomotif. Perusahaan dengan kode emiten BNBR ini telah memasuki ranah komponen otomotif sejak 1975 dengan nama PT Bakrie Autoparts (BA).

Vice Presiden of Corporate Communication BMW Group Indonesia Jodie O'tania mengungkapkan BMW Indonesia menyambut baik langkah pemerintah untuk mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia. Menurutnya BMW Indonesia sudah siap memperkenalkan kendaraan rendah emisi tersebut. Bahkan sejak 2014 memperkenalkan dua kendaraan listriknya BMW i8 Coupe dan i8 Roadster di Indonesia.

Dari pengalaman memperkenalkan selama hampir 5 tahun tersebut, BMW Indonesia melihat masih ada keraguan untuk pasar Indonesia untuk melompat ke kendaraan listrik (full electric vehicles). "Bila sudah ada payung regulasi kita harus lihat detailnya seperti apa," kata Jodie akhir pekan lalu.

BMW juga melihat pengalaman di negara lain juga sangat sulit untuk memulai kendaraan dari full electric. Kebanyakan tiap negara memulai pengembangan kendaraan listrik dari plug-in hybrid.

Bila kendaraan plug-in hybrid tersebut sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat maka konsumen dapat tertarik untuk berganti kendaraan yang beremisi ke kendaraan listrik. "Kalau sudah merasakan manfaat seperti nilai ekonomis terjangkau dan ramah lingkungan akhirnya mereka bisa menambahkan kendaraannya dengan model listrik," jelasnya.

Meski kendaraan mobil dan bus listrik belum resmi diproduksi dalam negeri, ternyata kendaraan roda dua sudah lebih dulu dibuat oleh anak bangsa. Seperti beberapa saat lalu, PT Astra Honda Motor (AHM) secara resmi meluncurkan Honda PCX Electric.

Thomas Wijaya, Marketing Director PT Astra Honda Motor (AHM) menjelaskan sistem penjualan secara massal secara konsumen tidak dilakukan. Namun sistem penyewaan kepada perusahaan atau business to business (b2b) yang dipilih. "Kami buka kesempatan untuk perusahaan yang mau menyewa di area Jakarta. Tidak kami batasi unitnya tapi kami fokus untuk sewakan ke perusahaan swasta atau institusi pemerintahan," kata Thomas, beberapa saat lalu.

Biaya sewa per unit dibanderol Rp 2 juta per bulan. Untuk termin waktu, AHM memprioritaskan bagi penyewa yang mau menggunakan kendaraan dalam jangka waktu dua sampa tiga tahun. Hal ini dalam rangka analisa kebiasaan konsumen, jarak dan waktu tempu yang digunakan pengemudi. Sayangnya target jumlah perusahaan yang dibidik belum dibeberkan.

Harun Sjech, Chief Executive Officer PT Gesits Technologies Indo menjelaskan tahun ini penjualan Gesits akan resmi diluncurkan. "Lagi disiapkan dan kita usahan mulai kuartal I-2019," kata Harun kepada KONTAN,beberapa saat lalu. Harga jual belum dibeberkan. Tapi manajemen Gesits memilih untuk konsentrasi penjualan massal. Mulai dari konsumen biasa, institusi pemerintah maupun perusahaan.

Adapun produksi Gesits di bawah PT Wijaya Manufakturing. Ini adalah perusahan patungan antara Wijaya Karya Industri dan Konstruksi, dengan Gesits Technologies. Lokasi pabrik berada di kawasan industri Wijaya Karya yang berlokasi di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sepeda motor listrik itu mencapai 80%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini