Industri Teh Tertekan, Produsen Teh Botol Sosro Lakukan Aksi Merger



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri teh siap saji berada dalam tekanan seiring penurunan daya beli masyarakat. Di tengah ketidakpastian ini, raksasa bisnis teh milik Keluarga Sosrodjojo yaitu Rekso Group melakukan konsolidasi lewat dua anak usahanya, PT Sinar Sosro Gunung Slamat (dahulu bernama PT Gunung Slamat) dan PT Sinar Sosro.

Dalam prospektus yang dirilis pada Selasa (15/10) lalu, PT Sinar Sosro disebut akan merger atau menggabungkan diri ke dalam PT Sinar Sosro Gunung Slamat.

Kedua entitas ini akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 November 2024 untuk mendapat persetujuan merger. Setelah RUPSLB, penggabungan akan efektif per 1 Desember 2024.


Aksi merger ini ditujukan untuk menciptakan perusahaan teh yang lebih terintegrasi dari hulu hingga hilir, sehingga dapat mempertahankan keberlangsungan industri teh di Indonesia.

Ketika merger rampung, bisnis teh Rekso Group akan dijalankan melalui Sinar Sosro Gunung Slamat. Adapun Sinar Sosro akan bubar tanpa likuidasi sebagai konsekuensi atas merger tersebut. Seluruh aset dan liabilitas Sinar Sosro akan beralih ke Sinar Sosro Gunung Slamat.

Baca Juga: OJK Buka Suara Terkait Nasib Merger Bank Nobu Dan Bank MNC

Para karyawan dari kedua perusahaan ini akan diberi opsi untuk bergabung dengan perusahaan baru atau tidak. Bagi karyawan yang tidak bergabung, maka hak mereka akan diselesaikan seusai peraturan yang berlaku.

Sebagai informasi, Sinar Sosro Gunung Slamat bergerak di bisnis perkebunan teh, manufaktur dan perdagangan, termasuk melalui kanal digital. Perusahaan yang berbasis di Slawi, Tegal ini punya produk utama seperti Teh Cap Pod, Teh Cap Botol, dan Teh Celup Sosro.

Per akhir 2023, Sinar Sosro Gunung Slamat memiliki total aset senilai Rp 847,48 miliar. Hingga Agustus 2024, Sinar Sosro Gunung Slamat membukukan laba bersih Rp 14,55 miliar atau merosot 43,50% year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebelumnya yakni Rp 25,75 miliar.

Sementara itu, Sinar Sosro yang berlokasi di Bekasi merupakan produsen Tehbotol Sosro, S-Tea, Fruit Tea, Country Choice, Tebs, dan air mineral Prim-A. Produk-produk ini telah diekspor ke berbagai negara.

Total aset Sinar Sosro tercatat sebesar Rp 3,95 triliun per akhir 2023. Dari sisi kinerja, laba bersih Sinar Sosro tergerus 82,43% yoy dari Rp 92,67 miliar pada 2022 menjadi Rp 16,28 miliar pada 2023.

Lantas, berkat adanya merger, total aset Sinar Sosro Gunung Slamat diproyeksikan mencapai Rp 4,76 triliun.

Dampak merger

Ketua Umum Asosiasi Industri Minuman Ringan Indonesia (Asrim) Triyono Prijosoesilo menilai, langkah Rekso Group menggabungkan dua entitas anak usahanya sebagai upaya mitigasi kondisi pelemahan daya beli masyarakat sekaligus respons atas makin kompleksnya industri teh siap saji nasional.

Baca Juga: Cerita McDonald's di Indonesia dan gurita bisnis produsen Teh Botol Sosro

"Dengan hanya ada satu perusahaan yang terintegrasi dari hulu ke hilir, hal ini akan memperpendek proses pengambilan keputusan sehingga perusahaan akan lebih sigap menghadapi perubahan di pasar," ungkap dia, Rabu (16/10).

Dari sisi persaingan usaha, Asrim menganggap aksi konsolidasi Rekso Group tidak menjadi penghalang bagi para pemain baru untuk masuk ke pasar teh domestik.

Apalagi, dalam industri minuman siap saji, produk teh merupakan kontributor terbesar kedua setelah air minum dalam kemasan (AMDK) dengan porsi volume penjualan 10%--15%.

Potensi bisnis di sektor ini jelas menjanjikan, mengingat teh merupakan produk yang sangat familiar bagi masyarakat Indonesia. Namun, kembali lagi, pelemahan daya beli membuat bisnis teh siap saji tampak lebih menantang. Belum lagi, industri ini juga terpapar oleh berbagai kebijakan pemerintah.

"Misalnya, rencana kenaikan PPN jadi 12% dan penerapan cukai minuman berpemanis dapat memberi dampak negatif bagi industri," tandas dia.                            

Selanjutnya: Jusuf Kalla Memuji Calon-Calon Menteri Pemerintahan Prabowo-Gibran

Menarik Dibaca: 6 Makanan yang Tak Boleh Dikonsumsi Berbarengan dengan Pepaya, Ada Efek Buruknya!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari