JAKARTA. Meski masih menjadi salah satu penyumbang terbesar, tahun lalu, industri tekstil dan garmen mengalami penurunan nilai ekspor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan, ekspor produk garmen turun 2,81% ke US$ 6,23 miliar. Padahal, tahun sebelumnya, ekspor garmen mencapai angka US$ 6,41 miliar. Namun, banyak pihak memprediksi, industri ini mampu bangkit di sepanjang tahun ini.Prama Yudha Amdan, Executive Assistant Presiden Direktur PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) menyatakan, tahun lalu, industri garmen memang terdampak situasi politik dan ekonomi yang tidak stabil. Walhasil, menurunkan daya beli di pasar global.Belum lagi, menurut Yudha, saingan terberat Indonesia, yakni China mulai mengalami pelambatan ekonomi. "Penurunan ini memang sudah diprediksi, bukan karena market kita yang bergejolak," terang dia.
Industri tekstil bisa bangkit di 2017
JAKARTA. Meski masih menjadi salah satu penyumbang terbesar, tahun lalu, industri tekstil dan garmen mengalami penurunan nilai ekspor. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menjelaskan, ekspor produk garmen turun 2,81% ke US$ 6,23 miliar. Padahal, tahun sebelumnya, ekspor garmen mencapai angka US$ 6,41 miliar. Namun, banyak pihak memprediksi, industri ini mampu bangkit di sepanjang tahun ini.Prama Yudha Amdan, Executive Assistant Presiden Direktur PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) menyatakan, tahun lalu, industri garmen memang terdampak situasi politik dan ekonomi yang tidak stabil. Walhasil, menurunkan daya beli di pasar global.Belum lagi, menurut Yudha, saingan terberat Indonesia, yakni China mulai mengalami pelambatan ekonomi. "Penurunan ini memang sudah diprediksi, bukan karena market kita yang bergejolak," terang dia.